Chicago (ANTARA) - Harga emas turun tajam di akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) menjadi menetap di bawah level psikologis 1.800 dolar AS untuk pertama kalinya dalam hampir tiga minggu tertekan oleh penguatan dolar, setelah data ekonomi AS yang kuat mendukung kasus untuk kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada Maret.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terjungkal 36,6 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup pada 1.793,10 dolar AS per ounce. Penyelesaian pertama di bawah 1.800 dolar AS sejak 10 Januari dan penyelesaian terendah sejak 6 Januari, menurut data FactSet.
Baca juga: Emas datar dekat terendah satu pekan di Asia setelah keputusan Fed
Sehari sebelumnya, Rabu (26/1/2022), harga emas berjangka juga anjlok 22,8 dolar AS atau 1,23 persen menjadi 1.829,70 dolar AS, setelah melonjak 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.852,50 dolar AS pada Selasa (25/1/2022), dan terdongkrak 9,9 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.841,70 dolar AS pada Senin (24/1/2022).
Penurunan harga emas merupakan kelanjutan dari aksi jual Rabu (26/1/2022) karena pasar mencerna komentar Ketua Fed Jerome Powell tentang kenaikan suku bunga, kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Philip Streible, di Chicago.
Data ekonomi positif yang dirilis pada Kamis (27/1/2022) juga meredam emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh 6,9 persen pada kuartal keempat tahun 2021, lebih baik dari yang diperkirakan dan mencatat kinerja terbaiknya dalam hampir empat dekade.
Harga emas berjangka terjungkal 36,6 dolar, terpukul menguatnya "greenback"
Jumat, 28 Januari 2022 8:32 WIB