Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) optimistis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III, Sumatera Utara, senilai Rp5 triliun beroperasi pada 2024, sehingga akan mendukung pemerintah dalam mempercepat transisi energi nasional dengan pemanfaatan listrik bersih.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sumatera Bagian Utara Octavianus Padudung mengatakan pengoperasian proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia tersebut akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Sumatera Utara.
"Jika mega proyek ini selesai akan dihasilkan daya 174 megawatt dan keuntungan lainnya bahwa pembangkit menggunakan tenaga air ini sangat efisien dan ramah lingkungan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pemerintah berencana sesuaikan tarif listrik tahun depan
Terletak di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba, Sumatera Utara, PLTA Asahan III merupakan salah satu proyek strategis nasional yang akan mendukung keandalan sistem kelistrikan Sumatera Utara.
"Dengan adanya tambahan pasokan daya, kami semakin siap menyambut para investor yang hendak membangun industri di Sumatera Utara," kata Octavianus.
Pada tahun ini, PLN memulai konstruksi Sungai Asahan dan telah berhasil dialihkan ke sungai bendung pengarah atau river diversion channel, sehingga pembangunan bendung gerak atau 'intake weir' dapat segera dilaksanakan.
Sementara pada sisi hilir, pekerjaan ekskavasi rumah pembangkit bawah tanah 'power house' yang dimulai sejak Juni 2020, telah dinyatakan selesai pada Mei 2021.
Dukung transisi energi, PLN optimistis PLTA Asahan III beroperasi pada 2024
Kamis, 2 Desember 2021 19:31 WIB