Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi menguat seiring turunnya imbal hasil atau yield surat utang pemerintah Amerika Serikat.
Rupiah pagi ini menguat 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.190 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.218 per dolar AS.
"Rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini dengan melemahnya dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan turunnya yield obligasi pemerintah AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Selain itu, lanjut Ariston, sentimen pasar terhadap risiko yang membaik karena laporan pendapatan perusahaan di AS dan Eropa dirilis lebih bagus dari ekspektasi, juga bisa mendorong penguatan rupiah.
"Kenaikan harga komoditi yang menyumbang surplus neraca perdagangan RI juga masih membantu penguatan rupiah," ujar Ariston.
Tapi di sisi lain, data inflasi AS pada September yang dirilis semalam mengkonfirmasi kemungkinan tapering pada November ataupun Desember tahun ini. Data masih menunjukkan tren kenaikan melebihi ekspektasi.
Selain itu, notulen rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed yang dirilis dini hari tadi juga memberikan indikasi tapering akan dijalankan pada pertengahan November atau Desember.
Ariston menambahkan, pasar juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikkan pada September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember 2022.
"Oleh karena itu, dengan masih terbukanya kebijakan pengetatan moneter AS dalam waktu dekat, penguatan rupiah bisa jadi tidak akan terlalu dalam hari ini,'" kata Ariston.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (13/10) kemarin mencapai 1.233 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 48 kasus sehingga totalnya mencapai 142.811 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.259 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 20.551 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 102,69 juta orang dan vaksin dosis kedua 59,41 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.200 per dolar AS hingga Rp14.230 per dolar AS.
Pada Kamis (13/10) lalu, rupiah ditutup stagnan di level Rp14.218 per dolar AS, sama seperti level pada penutupan hari sebelumnya.
Baca juga: Kurs Rupiah Kamis pagi menguat 28 poin
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup stagnan dibayangi sentimen tapering
Baca juga: Kurs Rupiah berpeluang menguat terbatas seiring turunnya yield obligasi AS
Kurs Rupiah diprediksi menguat seiring turunnya imbal hasil surat utang AS
Kamis, 14 Oktober 2021 10:10 WIB