Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa Indonesia konsisten mencatatkan penurunan kasus selama delapan minggu berturut-turut.
"Kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan hingga 88,9 persen dibandingkan puncak kedua pada Juli," ujar Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Selasa.
Menurut Wiku, penurunan jumlah kasus COVID-19 itu tercapai karena kerja sama pemerintah yang bergerak cepat menyusun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), serta seluruh lapisan masyarakat yang kooperatif dalam menerapkan kebijakan pemerintah.
"Langkah-langkah yang diambil adalah begitu kasus meningkat pemerintah langsung menetapkan kebijakan PPKM yang dilanjutkan dengan pembatasan yang lebih ketat atau PPKM level 1-4 yang dilaksanakan pada 26 Juli hingga saat ini," paparnya.
Selain itu, ia menambahkan, pemerintah juga mengatur perjalanan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang dievaluasi setiap pekannya, dan disesuaikan dengan perkembangan kasus dan dinamika yang terjadi di masyarakat.
Wiku juga mengatakan, penurunan kasus COVID-19 nasional juga didukung dari respon cepat dalam peningkatan kesiapan fasilitas kesehatan.
"Itu menjadi modal utama dalam menghadapi lonjakan kasus," ucapnya.
Ia mengemukakan, jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan saat ini telah mencapai 116.939 tempat tidur. Kemudian, terdapat juga lebih dari 20.000 tempat tidur di tempat isolasi terpusat di seluruh Indonesia.
Di samping itu, kata dia, pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dengan memanfaatkan dokter internship dan perawat yang belum uji kompetensi dengan supervisi perawat senior turut berkontribusi dalam penurunan kasus COVID-19 nasional.
Untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus, Wiku mengatakan, pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi nasional hingga mencapai 10 juta per 10 hari sejak Agustus 2021.
"Pemerintah terus mengupayakan tercukupinya stock vaksin nasional dan meningkatkan cakupan distribusi vaksin yang merata," katanya.
Terlepas dari pencapaian yang amat baik ini, ia menyampaikan, Indonesia meyakini bahwa COVID-19 tidak akan sepenuhnya hilang dalam waktu yang singkat.
"Dinamikanya masih terus ada mengingat di beberapa negara lain masih ada yang berjuang menekan laju penularan," katanya.
Baca juga: 42,56 juta warga Indonesia sudah dapat vaksin dosis kedua
Baca juga: Kasus positif COVID-19 tambah 4.128 orang, sembuh naik 11.246 orang