Cianjur (ANTARA) - Puluhan kepala keluarga di Desa Sukabungah, Kecamatan Campakamulya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terisolasi akibat jembatan utama penghubung antardesa ambruk disebabkan pergerakan tanah dan longsor yang terjadi Kamis (3/12), sehingga kegiatan warga terhambat.
Kepala Desa Sukabungah, E Juanda saat ditemui di lokasi Jumat mengatakan longsor dan pergerakan tanah terjadi seiring hujan deras dengan intensitas lebih dari tiga jam mengakibatkan terjadinya longsor dan pergerakan tanah di sebagian besar wilayah tersebut, sehingga hampir 100 kepala keluarga terpaksa diungsikan.
"Pergerakan tanah melanda sebagian besar perkampungan yang terletak di pinggir Sungai Cisokan yang membentang di wilayah kami. Selain mengancam perkampungan, pergerakan tanah menyebabkan Jembatan Kreman yang merupakan jembatan utama penghubung Sukabungan dengan Desa Campakamulya ambruk," katanya.
Akibat kondisi itu aktivitas warga, terutama perekonomian terhambat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya bersama warga sekitar membangun jembatan darurat dari bambu yang hanya dapat di lalui pejalan kaki, di samping Jembatan Kreman yang ambruk, sedangkan kendaraan roda dua harus dituntun agar tidak tergelincir karena landasan jembatan licin.
Pihaknya berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur segera memperbaiki jembatan yang ambruk agar aktivitas warga kembali berjalan normal, terlebih jembatan tersebut, merupakan akses terdekat warga menuju puskesmas, sekolah dan pusat kecamatan serta jalan utama Campakamulya.
"Harapan kami, dinas terkait mulai dari daerah sampai pusat dapat membantu membangun kembali jembatan yang ambruk karena untuk aktifitas warga tidak ada jalan alternatif. Semoga dalam waktu cepat jembatan permanen sudah dapat berdiri kembali," kata E Juanda.
Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan mengatakan akibat bencana alam longsor dan pergerakan tanah di Desa Sukabungah, Kecamatan Campakamulya, menyebabkan 15 rumah dan satu masjid rusak sedang, 104 rumah terancam serta jembatan penghubung antar desa ambruk, menyebabkan tiga kedusunan dengan 73 kepala keluarga terisolasi.
"Saat ini relawan tangguh bencana (retana) dan pihak desa telah membangun jembatan darurat dari bambu agar aktivitas warga terutama perekonomian tetap bisa berjalan," katanya.
"Kami telah berkordinasi dengan dinas terkait untuk segera mencarikan solusi sebelum kembali dibangun karena jembatan tersebut akses utama satu-satunya," demikian Irfan Sopyan.
Baca juga: Dua pejabat Pemkab Cianjur dipanggil polisi terkait jembatan ambruk
Baca juga: Polres Cianjur lakukan olah TKP jembatan ambruk di Babakankaret
Baca juga: Bupati Cianjur minta kontraktor tanggung jawab ambruknya jembatan