Garut (ANTARA) - Sejumlah warga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, berharap pemerintah dapat mempercepat penerbitan hasil tes usap dalam mendeteksi COVID-19 agar wabah tersebut bisa dicegah dan tidak menyebar luas menular ke masyarakat.
"Saya harap hasil 'swab test' itu bisa diketahui cepat, jangan lama-lama, apalagi di berita sampai sebulan baru diketahui, kalau begitu pasien yang positif bisa menular ke yang lain," kata Agus (50) salah seorang warga Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Rabu.
Pemerintah, katanya, harus bergerak cepat untuk bisa mengetahui orang yang menjalani tes usap terjangkit COVID-19 atau tidak. Jika hasilnya sampai berhari-hari, pasien yang diperiksa itu bisa menularkan virusnya ke orang sekitar, terutama keluarga dan orang terdekatnya.
"Apalagi kalau pasien yang positif itu tidak menunjukan gejala, bisa bahaya, untuk itu kami sebagai warga Garut berharap 'swab test' itu harus cepat," kata Agus.
Warga Garut lainnya Hakim (25) menambahkan tes usap merupakan salah satu cara untuk mengetahui seseorang terjangkit COVID-19 atau tidak agar penyebarannya bisa dihindari dan secepatnya ditangani.
Namun dengan kondisi saat ini, kata dia, ada pasien tenaga medis yang diperiksa tes usap baru diketahui hasilnya positif sebulan kemudian, selama itu tentu banyak orang yang sudah kontak dengan pasien tersebut.
"Tentunya membuat kami khawatir lambatnya hasil pemeriksaan swab test," katanya.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman membenarkan untuk mengetahui hasil tes usap membutuhkan waktu yang cukup lama dan tentunya membuat masyarakat cemas terhadap penyebaran virus tersebut.
Ia mencontohkan kasus tenaga kesehatan yang positif COVID-19 itu menjalani pemeriksaan pada 15 Juni 2020 dan baru diketahui positif beberapa hari yang lalu atau hampir sebulan.
"Ini yang mencemaskan karena pemeriksaan kita hasilnya lama," kata Helmi.
Pemkab Garut, kata dia, telah berupaya memangkas waktu untuk mengetahui hasil tes usap dengan membuat laboratorium dan menyediakan alat PCR serta petugas medisnya.
Namun alat yang disiapkan di RSUD Garut itu, kata dia, belum mampu mempercepat hasil tes usap dengan jumlah banyak, sehingga uji laboratoriumnya dibanu oleh laboratorium milik provinsi di Bandung.
"Memang hasilnya lama, kami di Garut juga tidak cukup untuk melayani semua, baru mampu melayani pasien yang di rumah sakit," kata Helmi.
Ia menambahkan, kecemasan masyarakat itu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk bisa lebih maksimal menangani wabah COVID-19 di Garut.
"Ini jadi perhatian kami, dan kami juga berharap masyarakat untuk selalu patuh pada protokol kesehatan, dengan selalu memakai masker," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut lakukan tes usap massal deteksi kurva penyebaran Corona
Baca juga: Wabup telusuri warga Garut gunakan surat hasil tes cepat palsu
Baca juga: 800-an warga sekampung di Garut selesai jalani tes usap deteksi penularan lokal