Jakarta (ANTARA) - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid sebagai pusat dakwah yang mencerdaskan dan mencerahkan bagi umat Islam dan semakin memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Kita harapkan di masjid ini betul-betul terpancar nilai-nilai Islam yang At-Tanwir, yang cerah dan mencerahkan," katanya dalam sambutan acara peletakkan batu pertama pembangunan Masjid At-Tanwir di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.
PP Muhammadiyah ingin masjid tersebut dapat bermanfaat dengan memberikan pengajian-pengajian yang mencerahkan, yang membuat umat semakin kaya secara habluminallah atau dalam hubungannya dengan Allah SWT dan habluminannaas atau dalam hubungan manusia dengan manusia lain.
"Bukan masjid tempat marah, bukan masjid tempat menghujat dan aura-aura yang tidak memancarkan tanwir," katanya.
Oleh karena itu, ketua PP Muhammadiyah tersebut meminta para mubaligh dan khotib di Masjid At-Tanwir untuk benar-benar memberikan pengajian-pengajian yang mencerdaskan.
Selain itu, ia juga meminta kepada beberapa menteri yang hadir dalam acara tersebut untuk membantu menyiapkan program-program kegiatan untuk masjid tersebut.
Ia berharap masjid tersebut dan PP Muhammadiyah ke depan dapat menjadi sumber kekuatan bangsa dalam mengawal Indonesia untuk semakin maju dan bersatu.
"Karena lima atau 10 tahun ke depan, Indonesia akan semakin banyak tantangan. Karena itu, perlu juga membangun karakter. Jadi agar Indonesia ini juga maju karena kekuatan karakternya," tuturnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menegaskan bahwa PP Muhammadiya akan tetap konsisten mencerdaskan bangsa, memajukan bangsa melalui pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial dan spiritualisasi masjid yang mendorong optimisme, perubahan dan juga persatuan, perdamaian dan perekat bangsa.
Acara peletakkan batu pertama pembangunan Masjid At-Tanwir itu juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan pejabat tinggi lainnya.
Baca juga: Muhammadiyah: Fenomena crosshijaber jangan dibesar-besarkan
Baca juga: Muhammadiyah: Penundaan pembahasan RUU kontroversial sudah tepat