Jakarta (ANTARA) - Dokter sekaligus peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Virna Dai Oktariana, SpM(K) menciptakan implan glaukoma untuk kebutuhan operasi guna mencegah kasus kebutaan, dengan harga lebih terjangkau dibandingkan produk di pasaran saat ini.
Dalam peluncuran produk yang diberi nama Virna Glaucoma Implant by Rohto di Gedung IMERI FKUI Jakarta, Rabu, Virna mengaku melakukan penelitian untuk menciptakan implan glaukoma dengan harga yang lebih terjangkau agar bisa menolong lebih banyak masyarakat Indonesia yang menderita kebutaan akibat penyakit itu.
"Angka kebutaan akibat glaukoma cukup besar, makin ke sini kasus-kasus yang dihadapi semakin sulit. Kita mencoba mencari implan glaukoma yang biayanya murah, karena selama ini yang ada glaukoma implan itu biayanya relatif mahal," katanya.
Dia melakukan penelitian sejak 2015 dengan tujuan menciptakan implan glaukoma dengan harga terjangkau, material yang baik dan aman untuk pasien, serta efektif.
Virna melakukan penelitian bekerja sama dengan Profesor William Morgan dari Western Australia's Lions Eye Institute (LEI) secara bertahap, mulai dari merancang bentuk implan, uji coba pada kelinci, hingga uji klinis pada manusia.
Ia mengembangkan implan glaukoma dengan material "polymethyl methacrylate" (PMMA) dengan mempertimbangkan keunggulan permukaan lebih halus, murah, mudah dimodifikasi, dan telah banyak digunakan sebagai bahan biomaterial implan sebelumnya.
Presiden Direktur Rohto Laboratories Indonesia Mukdaya Massidy menyebutkan produk Virna Glaucoma Implant by Rohto akan dijual dengan harga lebih murah sekitar 30 persen dari harga produk yang ada di pasaran saat.
Saat ini harga produk implan glaukoma serupa yang dijual di pasaran berkisar Rp6,5 juta-Rp7,5 juta. Virna Glaucoma Implant by Rohto akan dijual di rentang harga Rp1,9 juta-Rp2,2 juta.
Virna menyebut produk implan glaukoma akan banyak digunakan untuk kebutuhan operasi walaupun bukan untuk operasi tahap awal atau penderita glaukoma primer.
Implan glaukoma diindikasikan untuk pasien yang tidak merespons terapi medis maksimal atau jika operasi trabekulektomi gagal. Dalam situasi di mana prosedur tersebut gagal, biasanya akan digunakan implan glaukoma.
Virna menyebut implan glaukoma juga dibutuhkan untuk glaukoma kasus berat, glaukoma akibat kecelakaan, glaukoma berat pada anak, dan lainnya.
"Jadi glaukoma implan ini penggunaannya cukup luas," katanya.
Penyakit mata glaukoma terjadi karena adanya hambatan aliran dalam bola mata yang menghambat cairan keluar sehingga menyebabkan tekanan bola mata jadi tinggi.
Implan glaukoma mempermudah proses pengeluaran cairan tersebut dengan adanya selang yang dipasangkan, namun masih terlindungi oleh jaringan luar bola mata.
Virna yang juga berpraktik di RSCM Kirana itu, menyebutkan kasus pasien glaukoma di RSCM semakin meningkat, dan bahkan meningkat menjadi kasus yang lebih berat.
Dokter spesialis mata kelahiran 7 Oktober 1975 itu, menerangkan penyakit glaukoma bisa disebabkan oleh penyakit diabetes dengan komplikasi, darah tinggi dengan komplikasi, atau glaukoma yang disebabkan akibat setelah tindakan operasi retina atau kornea.