Bogor (ANTARA) - Masyarakat Kota Bogor Jawa Barat akan mengonsumsi air dari Sungai Ciliwung mulai bulan depan, seiring rampungnya Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) baru di Katulampa Kota Bogor.
"Sampai sekarang pasokan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor hanya dari Sungai Cisadane. Nanti SPAM Katulampa ini secara perdana pasokan air bakunya berasal dari Sungai Ciliwung," kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan, Deni Surya Sanjaya, di Bogor, Kamis (11/4/2019).
Menurutnya, kini pihak pelaksana tinggal melakukan penyempurnaan pipa distribusi utama yang pemasangannya tersisa beberapa meter lagi. Sedangkan alat Water Treatment Plant (WTP) dan intake sudah lebih dulu dirampungkan.
Deni memprediksi secara keseluruhan proyeknya selesai sebelum memasuki Bulan Ramadan. Sehingga ia berharap bisa menambah pasokan air baku PDAM Tirta Pakuan yang selama ini hanya mengandalkan Sungai Cisadane.
"Kalau sudah selesai nanti diserahkan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ke Pemkot Bogor. Kemudian oleh Pemkot diserahkan ke PDAM Tirta Pakuan," kata Deni.
Sementara itu, Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Pakuan, Ade Syaban Maulana menerangkan, pasokan air dari Sungai Ciliwung ini memiliki debit air 300 liter per detik. Berdasarkan hitungannya, pasokan air baku baru ini bisa menambah pelayanan air ke 21 ribu pelanggan.
"Kalau kondisi sekarang ini dari Sungai Cisadane dengan debit air sekitar 2.000 liter per detik, bisa melayani 160 ribu pelanggan di Kota Bogor dan 14 ribu pelanggan di Kabupaten Bogor," ujarnya.
Ade memaparkan, secara keseluruhan proyek pembangunan SPAM Katulampa ini sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp139 miliar.
Jika dirinci, pembiayaannya dimulai untuk pembangunan intake yang berlokasi di Cibanon Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada tahun 2012 senilai Rp24 miliar. Kemudian pada tahun 2012 sampai tahun 2014 pembebasan lahan SPAM senilai Rp10 miliar.
Selanjutnya, pada tahun 2016 pembangunan WTP senilai Rp60 miliar, juga pengadaan pipa distribusi utama senilai Rp35 miliar. Terakhir, pada tahun 2017 pembangunan reservoar senilai Rp10 miliar.
"Selanjutnya akan ada pengadaan pipa distribusi utama yang belum terpasang sepanjang 180 meter, biayanya sekitar Rp4 miliar, serta turap Rp2,6 miliar. Khusus yang sisa ini pakai anggaran dari kita," kata Ade.
Baca juga: Penyelenggaraan Pemilu 2019 di kabupaten terpadat di Indonesia
Baca juga: Hampir lima ribu rumah di Bogor buang tinja ke Sungai Ciliwung
SPAM Katulampa selesai, masyarakat Bogor siap minum air Ciliwung
Kamis, 11 April 2019 15:51 WIB