Bandung (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini sedang merumuskan konsep implementasi Industri 4.0 untuk industri fesyen muslim agar Industri Kecil Menengah (IKM) di sektor tersebut dapat merasakan manfaatnya.
"Revolusi industri 4.0 merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, namun menjadi peluang baru, sehingga Indonesia perlu mempersiapkan diri," kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka Kementerian Perindustrian E Ratna Utarianingrum, di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Ditemui seusai membuka pelatihan pengembangan kapasitas bagi IKM Fesyen Muslim di Kota Bandung, Ratna mengatakan dunia industri dan manufaktur tengah bersiap menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang mengintegrasikan dunia daring dengan lini produksi di industri.
Dia mengatakan Industri 4.0 mengacu pada peningkatan otomatisasi, komunikasi antar-mesin dan antar-manusia dan mesin, artificial intelligence, serta pengembangan teknologi berkelanjutan.
Kemenperin, kata dia, terus berupaya mempersiapkan para pelaku IKM fesyen muslim di Indonesia untuk bisa menghadapi persaingan pasar global dan era Industri 4.0, salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan capacity building bagi IKM fesyen Muslim di Kota Kembang, Bandung.
Berbeda dengan pelatihan yang biasa diberikan bagi para pelaku IKM pemula yang berfokus pada teknik dasar produksi, kegiatan capacity building yang diikuti 25 pelaku IKM fesyen muslim tersebut menitikberatkan pada pengembangan soft skill para pelaku IKM fesyen muslim dalam mengelola bisnis mereka.
Materi yang disampaikan meliputi perkiraan tren, pengembangan produk, strategi bisnis dan merek, dan bisnis fesyen.
"Peluang pasar fesyen muslim yang sangat besar mendorong para desainer-desainer dari negara yang bukan mayoritas penduduk muslim untuk turut menjajal meluncurkan lini produk fesyen muslim. Hal ini tentunya harus diperhatikan para pelaku industri fesyen muslim di Indonesia," kata Ratna.
Ia menambahkan pelaku IKM fesyen muslim harus memiliki strategi yang tepat baik dalam aspek bisnis, desain, dan branding, sehingga para pelaku IKM fesyen muslim dapat mengembangkan usahanya serta mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Peserta pelatihan yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cimahi, dan Kota Tasikmalaya. sebagian peserta juga merupakan alumni dari Islamic Fashion Institut Indonesia (IFI), peserta Kegiatan Inkubator Bisnis Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung, serta desainer peserta kegiatan Modest Fashion Project (MOFP).
Para peserta adalah para pelaku usaha IKM fesyen muslim yang sudah memiliki merk atau brand, para peserta pelatihan tersebut sebelumnya telah diseleksi berdasarkan kualitas produk dan merek yang dibangun, sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat mengembangkan bisnis mereka lebih mandiri dan berdaya saing.
Baca juga: IKM Jabar terima bantuan program dari Kemenperin
Baca juga: Kemenperin fasilitasi calon wirausaha kriya-fesyen di Bandung
Kemenperin rumuskan konsep industri 4.0 pada indutri fesyen muslim
Selasa, 12 Maret 2019 12:49 WIB