Menteri BUMN tinjau gudang pupuk Pasirhayam
Sabtu, 9 Februari 2019 0:50 WIB
Cianjur (Antaranews Jabar) - Menteri BUMN Rini Soemarno, Jumat, meninjau gudang pupuk lini III Pasirhayam, Cianjur, Jawa Barat, untuk memastikan komitmen PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam menyalurkan pupuk bersubsidi dengan baik dan lancar.
"PT Pupuk Indonesia telah memastikan stok pupuk bersubsidi terjamin hingga tiga bulan ke depan, sehingga kami mendorong agar perseroan terus meningkatkan efisiensi dan pelayanannya pada petani," katanya.
Ia menjelaskan Pupuk Indonesia sudah menyiapkan pupuk bersubsidi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan ke depan.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/PP.130/12/2018, Pupuk Indonesia mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi total 8,8 juta ton. Hingga 31 Januari 2019 pupuk bersubsidi di tingkat nasional telah diserap sebanyak 867 ribu ton atau 10 persen dari alokasi.
"Pupuk Indonesia terus menjalankan berbagai strategi untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi agar penyalurannya optimal, salah satunya dengan mewajibkan anak usaha produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup," katanya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, mengatakan upaya lain dilakukan melalui optimalisasi alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di masing-masing kabupaten/kota serta mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.
Sedangkan untuk mengantisipasi dan meningkatkan sistem pemantauan distribusi, pihaknya menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan memperkuat armada transportasi darat dan laut.
Ia memastikan stok pupuk nasional selalu terjaga dan distribusinya tidak terganggu. Tercatat hingga 7 Februari 2019, stok pupuk subsidi nasional di Lini III dan Lini IV total sebesar 1,39 juta ton.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan pemerintah, sehingga jumlah berlimpah belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi.
Pihaknya merinci stok Lini III & IV tersebut terdiri dari 454.788 urea, 452.921 ton NPK, 148.398 ton organik, 192.613 ton SP-36 dan 145.682 ton ZA dengan penyaluran dilakukan melalaui gudang yang tersebar di seluruh daerah dan pelosok nusantara.
"Untuk wilayah Jabar, stok dan penyaluran pupuk akan terus dimonitoring. Stok pupuk bersubsidi di wilayah Jabar, mencapai 151.252 ton atau tiga kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Jumlah tersebut terdiri dari 51.968 ton urea, 54.438 ton NPK, 22.966 ton SP36, 12.111 ton ZA dan 9.770 ton organik.
Baca juga: Menteri BUMN apresiasi Kemenhan gunakan produk PT Dirgantara Indonesia
Baca juga: 100.970 rumah tangga tidak mampu tersambung listrik gratis berkat Sinergi BUMN
"PT Pupuk Indonesia telah memastikan stok pupuk bersubsidi terjamin hingga tiga bulan ke depan, sehingga kami mendorong agar perseroan terus meningkatkan efisiensi dan pelayanannya pada petani," katanya.
Ia menjelaskan Pupuk Indonesia sudah menyiapkan pupuk bersubsidi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan ke depan.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47/Permentan/PP.130/12/2018, Pupuk Indonesia mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi total 8,8 juta ton. Hingga 31 Januari 2019 pupuk bersubsidi di tingkat nasional telah diserap sebanyak 867 ribu ton atau 10 persen dari alokasi.
"Pupuk Indonesia terus menjalankan berbagai strategi untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi agar penyalurannya optimal, salah satunya dengan mewajibkan anak usaha produsen pupuk yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Grup," katanya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, mengatakan upaya lain dilakukan melalui optimalisasi alokasi pupuk bersubsidi yang tersedia di masing-masing kabupaten/kota serta mendorong distributor dan kios untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.
Sedangkan untuk mengantisipasi dan meningkatkan sistem pemantauan distribusi, pihaknya menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan memperkuat armada transportasi darat dan laut.
Ia memastikan stok pupuk nasional selalu terjaga dan distribusinya tidak terganggu. Tercatat hingga 7 Februari 2019, stok pupuk subsidi nasional di Lini III dan Lini IV total sebesar 1,39 juta ton.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari ketentuan stok yang ditetapkan pemerintah, sehingga jumlah berlimpah belum termasuk dengan stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi.
Pihaknya merinci stok Lini III & IV tersebut terdiri dari 454.788 urea, 452.921 ton NPK, 148.398 ton organik, 192.613 ton SP-36 dan 145.682 ton ZA dengan penyaluran dilakukan melalaui gudang yang tersebar di seluruh daerah dan pelosok nusantara.
"Untuk wilayah Jabar, stok dan penyaluran pupuk akan terus dimonitoring. Stok pupuk bersubsidi di wilayah Jabar, mencapai 151.252 ton atau tiga kali lipat dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Jumlah tersebut terdiri dari 51.968 ton urea, 54.438 ton NPK, 22.966 ton SP36, 12.111 ton ZA dan 9.770 ton organik.
Baca juga: Menteri BUMN apresiasi Kemenhan gunakan produk PT Dirgantara Indonesia
Baca juga: 100.970 rumah tangga tidak mampu tersambung listrik gratis berkat Sinergi BUMN