Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan pembangunan sekolah rusak akibat bencana alam dapat berjalan pada akhir tahun ini, termasuk SD Ciawitali, Desa Bojongkaso, Kecamatan Agrabinta yang ambruk sehingga belasan siswa terpaksa belajar di tenda.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur Aripin di Cianjur Senin, mengatakan pembangunan kembali SD Ciawitali masuk dalam program APBD perubahan Cianjur pada 2025.
"Setelah berkoordinasi dengan pimpinan pembangunan ruang kelas baru di SD Ciawitali masuk di anggaran perubahan tahun ini, saat ini status sekolah tersebut marger atau digabung dengan SD Budiserta," katanya.
Meski sudah menginduk ke SD Budiserta, kata dia, proses belajar mengajar 15 siswa terdiri atas kelas 1 hingga kelas 6 tetap dilakukan di sekolah lama yang ambruk atau di dalam tenda untuk sementara waktu karena jarak tempuh ke sekolah induk cukup jauh.
Beberapa guru tetap hadir setiap hari ke sekolah tersebut, untuk memberikan hak pembelajaran terhadap belasan siswa karena untuk sampai sekolah induk, para siswa membutuhkan waktu cukup lama dengan kondisi jalan berbatu.
"Kami optimis tahun ini akan dibangun ruang kelas baru, sehingga orang tua siswa dapat melepas anak mereka dengan tenang menjalani proses belajar mengajar dalam ruang kelas yang aman dan nyaman," katanya.
Puluhan siswa di dua SDN di Desa Bojongkaso, Kecamatan Agrabinta, menjalani proses belajar mengajar di bawah tenda darurat yang dibangun sekolah menjadi ruang kelas karena bangunan sekolah ambruk sejak beberapa tahun terakhir.
Kedua sekolah tersebut, SDN Ciawitali dan SDN Budisetra, lokasinya di pelosok wilayah selatan kabupaten itu yang berjarak 150 kilometer dari pusat kota Cianjur dengan medan jalan sulit dilalui karena kondisinya rusak.
SDN Ciawitali yang dibangun pada 1979 awalnya memiliki empat ruang kelas, saat ini tersisa satu bangunan kecil berukuran sekitar 4x5 meter dengan kondisi tidak layak, tiga ruang kelas sudah rata dengan tanah dan belum pernah mendapat bantuan untuk perbaikan.
Kepala SDN Ciawitali Suherman mengatakan kedua bangunan sekolah yang rusak berat sejak beberapa tahun terakhir sudah berkali-kali diajukan untuk mendapat bantuan dan pembangunan kembali kepada Pemkab Cianjur, namun hingga saat ini belum mendapat kepastian.
"Kalau SDN Ciawitali sudah lebih dari sepuluh tahun rusak hingga akhirnya seluruh bangunan ambruk, terakhir dua minggu lalu satu ruang kelas yang dipaksakan dipakai ambruk, sehingga kami tidak memiliki ruang kelas," katanya.
