Hilirisasi, kata Yuliot lagi, bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga bagian dari upaya kemandirian bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045.
Diproyeksikan, pada 2040 program hilirisasi dapat menarik investasi hingga 618 miliar dolar Amerika Serikat (AS), menciptakan tiga juta lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan nilai ekspor secara signifikan.
Ia menyebut subsektor migas dan minerba akan menjadi tulang punggung utama hilirisasi strategis, menyumbang sebanyak 91,7 persen dari total investasi.
Dengan skala tersebut, Yuliot menekankan pentingnya memperkuat sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi seperti yang dilakukan PEP Bandung.
Dari empat angkatan lulusan PEP Bandung sejauh ini, kontribusi terhadap penguatan sektor pertambangan nasional dinilai signifikan.
Bahkan, berdasarkan data BPSDM ESDM, 90 persen lulusan sudah terserap di dunia kerja.
"Dari yang disampaikan oleh Bapak Kepala BPSDM tadi, 90 persen dari wisudawan sudah diterima dalam dunia pekerjaan," kata Yuliot lagi.
Pada tahun akademik 2024/2025, PEP Bandung meluluskan 62 wisudawan, terdiri atas 24 lulusan Program Studi Teknik Geologi, 24 lulusan Teknologi Pertambangan, dan 14 lulusan Teknologi Metalurgi.
Dari jumlah tersebut, 15 orang merupakan penerima beasiswa Kementerian ESDM, tiga mahasiswa berprestasi PEP, 14 penerima beasiswa kerja sama perusahaan, dan 30 lulusan pembiayaan mandiri.
Acara wisuda dan peringatan Dies Natalis PEP Bandung ini, juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Kepala BPSDM ESDM Kementerian ESDM, dan Direktur Jenderal Penegakan Hukum ESDM Kementerian ESDM, serta istri Menteri ESDM dan istri Wakil Menteri ESDM yang juga menjabat Penasihat dan Wakil Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian ESDM.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamen ESDM dorong lulusan PEP Bandung menjadi agen hilirisasi energi
