Kuningan (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Kuningan, Jawa Barat, membantu pemerintah setempat untuk merealisasikan perluasan areal tanam jagung hibrida pada lahan baku sawah (LBS) di Desa Windujanten Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan.
Wakil Kepala Polres Kuningan Kompol Deny Rahmanto di Kuningan, Jumat, mengatakan target awal penanaman jagung hibrida di LBS Desa Windujanten awalnya sekitar 487 hektare, tetapi kini luas tanam mencapai 509 hektare.
Menurut dia, penambahan areal tanam ini bisa dilakukan melalui kerja sama lintas sektor, termasuk dukungan dari pemerintah desa setempat serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan.
“Program ini merupakan implementasi instruksi Kapolri agar kami ikut serta dalam program ketahanan pangan di daerah,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, kata dia, personel dari Polres Kuningan dikerahkan untuk mendampingi kelompok tani dan mendorong pemanfaatan lahan pertanian agar lebih maksimal.
“Jadi kami ikut membantu petani, untuk memanfaatkan lahan tidur yang sudah lama tidak digunakan, kemudian ditanami jagung hibrida,” katanya.
Sementara itu Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menuturkan perluasan areal tanam ini merupakan strategi pemerintah daerah, untuk meningkatkan produksi jagung dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Ia menyebutkan berdasarkan data pada 2024, realisasi penanaman jagung di daerahnya mencapai 3.512 hektare, dengan hasil panen seluas 3.035 hektare dan total produksi sebesar 16.617 ton.
Dari data tersebut, kata Wahyu, tingkat produktivitas lahan jagung di Kabupaten Kuningan rata-rata tercatat mencapai 54,75 kuintal per hektare.
Ia menyampaikan untuk program saat ini, pemerintah daerah menggandeng TNI-Polri untuk memprioritaskan pengembangan budidaya padi dan jagung hibrida.
“Penanganannya melibatkan TNI dan Polri sebagai pendamping lapangan. Kami bahkan mengusulkan perluasan tambahan seluas 200 hektare untuk tanam jagung hingga akhir 2025,” katanya.
Lebih lanjut, Wahyu mengemukakan selain bantuan sarana produksi pertanian, penyuluh pertanian dari Diskatan Kuningan diterjunkan untuk memastikan petani mendapatkan pendampingan teknis selama masa tanam.
Khusus di Desa Windujanten, pihaknya mencatat sekitar 20 persen dari Dana Desa telah dialokasikan khusus untuk mendukung sektor ketahanan pangan melalui program penanaman jagung dan komoditas lainnya.
“Bantuan benih, alat pertanian, dan pompa air dari pemerintah telah membantu memberdayakan kembali lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif. Seperti di Desa Windujanten,” ucap dia.
