Bandung (ANTARA) - Kejuaraan Gymnastics Indonesia Open 2025 yang digelar di Jakarta dan Bandung pada 2–13 Juli menjadi wadah strategis dalam menjaring atlet-atlet muda bertalenta untuk meraih prestasi di tingkat nasional hingga internasional.
Sekretaris Jenderal Federasi Gimnastik Indonesia Sri Sundari Kencana Ayu menjelaskan bahwa kejuaraan tahunan ini merupakan bagian dari program pembibitan atlet sejak usia dini yang secara konsisten dijalankan oleh federasi.
“Kami selalu melakukan kegiatan pembibitan dari usia dini. Kegiatan ini adalah wadah dan ajang untuk pembibitan, karena itu kami buat perlombaan dari usia dini hingga junior muda,” ujar Sri kepada ANTARA di Bandung, Jumat.
Kejuaraan ini mempertandingkan lima disiplin cabang senam, yaitu trampolin, ritmik, artistik, aerobik, dan parkour.
Trampolin menjadi cabang pertama yang dipertandingkan pada 2–4 Juli, diikuti ritmik pada 5–6 Juli, artistik pada 8–11 Juli, serta aerobik pada 12–13 Juli di Jakarta. Sementara cabang parkour digelar secara khusus di Kota Bandung.
Menurut dia, untuk kejuaraan parkour tahun ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai komunitas di Indonesia. Mereka akan bertanding dalam tiga kategori yang diakui di tingkat internasional, yakni freestyle, speed, dan mix.
“Mayoritas peserta berasal dari kelompok usia junior, yaitu 10 hingga 15 tahun, serta beberapa lainnya dari kategori junior muda hingga usia 16 tahun,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Gymnastics Indonesia Open memang difokuskan sebagai ajang pembinaan atlet muda. Para peserta terbaik akan diseleksi untuk mengikuti jenjang kompetisi yang lebih tinggi.