“Suami saya belum ketemu,” ucapnya pelan seusai acara. Dedi Setiadi, suaminya, adalah kuli muat yang sudah bekerja di tambang itu selama 17 tahun.
Saat longsor terjadi, ia ada di dalam area kerja, tertimbun bersama alat berat dan rekannya.
Hampir enam hari proses pencarian berjalan, belum ada tanda-tanda keberadaan Dedi. Namun Euis tidak ingin harapan itu dihentikan.
“Saya maunya enggak hanya tujuh hari, kalau bisa terus sampai ketemu gitu,” katanya.
Ia sudah bicara langsung dengan tim SAR. Bahkan, berencana mengajukan permohonan resmi ke Bupati Cirebon agar masa pencarian diperpanjang.
Selama ini, Euis dan keluarga terus memantau pencarian dari dua tempat yakni posko evakuasi dan rumah sakit. Baginya, belum sepenuhnya ikhlas bila jasad itu tidak ditemukan dan dimakamkan dengan layak.
“Sebenarnya sudah ikhlas, tetapi pengen jasadnya ditemukan,” kata Euis.
Berjibaku
Operasi pencarian hari keenam dilakukan, dan tim gabungan kembali menyusuri area longsor di Gunung Kuda. Tanah belum sepenuhnya stabil kala itu.
Sejak pukul 08.30 WIB, anggota Dalmas Polresta Cirebon bersama unit K-9 Polda Jawa Barat memulai tugas mereka. Anjing pelacak pun dikerahkan satu per satu.
Hidung hewan itu tajam, terlatih membedakan aroma manusia dari bau tanah dan bebatuan. Tak lama, empat titik terdeteksi yang kemungkinan besar menyimpan korban yang masih tertimbun.
