Bandung (ANTARA) - Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam memasuki bulan Syawal dengan semangat dan harapan baru. Suasana kemenangan masih terasa, silaturahmi dengan keluarga dan kerabat pun masih berlangsung.
Namun, ada satu amalan yang sayang jika dilewatkan di bulan ini, yaitu puasa Syawal. Bukan sekadar ibadah sunnah biasa, puasa Syawal memiliki keutamaan besar bagi siapa saja yang melaksanakannya. Banyak yang bertanya, berapa hari sebaiknya menjalankan puasa ini dan kapan waktu terbaiknya? simak panduan berikut.
Berapa hari puasa Syawal?
Puasa Syawal merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan setelah bulan Ramadhan. Puasa ini dapat dilakukan mulai tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri.
Banyak yang bertanya, apakah puasa Syawal harus dilakukan selama enam hari berturut-turut atau boleh dipisah? Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim)
Menurut ulama, puasa Syawal yang ideal dilakukan berturut-turut dari tanggal 2 hingga 7 Syawal. Namun, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj berpendapat bahwa puasa ini juga boleh dilakukan secara terpisah selama masih dalam bulan Syawal.
Artinya, seseorang bisa menjalankan puasa Syawal dengan jadwal yang fleksibel, seperti berpuasa Senin-Kamis atau ayyamul bidh (tanggal 13, 14, 15 dalam kalender Hijriah). Yang terpenting, enam hari puasa Syawal tetap terlaksana dalam bulan tersebut.
Keutamaan puasa Syawal