Antarajabar.com - Kawasan industri di Kabupaten Bandung mendadak sepi dan hening dari suara gemuruh mesin setelah ditinggal mudik para karyawan yang mendapat libur Hari Raya Idul Fitri.
"Sudah dua hari telinga kami bisa merasakan keheningan, tidak ada suara mesin. Lumayan sepekan ke depan kami bisa menikmati suasana ini," kata warga Sukasenang Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Fitri Nurdiani di Bandung, Senin.
Ia yang bermukim di kawasan pabrik tekstil setiap harinya hidup dengan suara gemuruh mesin. Selama ini mereka hanya bisa menerima kenyataan hidup dalam polusi suara.
Fitri dan suaminya sendiri merupakan karyawan pabrik tekstil itu sehingga sudah terbiasa berada di kawasan tersebut. Meski demikian ia menikmati betul suasana hening, sepi dan tanpa debu dari cerobong asap.
Selain di kawasan itu, semua pabrik di Majalaya, Dayeuhkolot dan Banjaran Kabupaten Bandung libur dan ditinggal mudik para karyawannya yang sebagian berasal dari luar Kabupaten Bandung.
Bedeng-bedeng atau tempat kost karyawan di kawasan itu juga sepi dan terkunci ditinggal mudik oleh penghuninya. Namun tidak jarang karyawan yang tetap tinggal di rumah kontrakan mereka karena tidak mudik.
"Saya mudik pada lebaran tahun lalu, untuk tahun ini saya memilih tinggal di kontrakan saja. Nanti kami akan cuti khusus," kata Rozak, pekerja asal Kebumen yang memilih tinggal di kontrakannya.
Ia mengaku memanfaatkan uang THR-nya untuk kebutuhan lain, salah satunya untuk memperbaiki rumahnya yang baru dibeli beberapa bulan lalu.
"Saya baru beli rumah, meski sederhana tapi cukup saja lah. Harus diperbaiki dulu, dan saya gunakan uang THR," katanya.
Selain tidak ada suara gemuruh mesin, kawasan industri juga sepi dari hilir mudik kendaran truk yang biasa mengangkut barang-barang industri.
"Sejak H-7 tidak ada lagi pengiriman atau kedatangan barang, benar-benar sepi," katanya.
Menurut Rozak, sejumlah karyawan mudik menggunakan sepeda motor secara berombongan. Sebagian mudik menggunakan bus yang difasilitasi oleh pihak perusahaan ke sejumlah lokasi di Jawa Tengah.
"Ada juga yang mudik bareng, tapi tidak banyak. Sebagian besar menggunakan sepeda motor," katanya.
