Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat melakukan pengamatan hilal awal Ramadhan 1446 Hijriah.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, pengamatan hilal saat matahari terbenam dilaksanakan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba).
“Mekanisme pengamatan hilal penentu awal Hijriah oleh BMKG ialah dengan memanfaatkan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan teknologi informasi,” kata Teguh di Bandung, Jumat.
Teguh menjelaskan ijtimak atau konjungsi terjadi pada pukul 07.44 WIB yang berarti posisi bumi, bulan, dan matahari berada pada satu garis astronomis.
Dia mengatakan saat pengamatan dilaksanakan, cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat.
“Bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam pada tanggal 28 Februari 2025,” kata dia.
Lebih lanjut, Teguh menyampaikan berdasarkan prakiraan cuaca dari Stasiun Klimatologi Jawa Barat, untuk untuk Kota Bandung diprakirakan hujan sedang pada pukul 13.00 hingga 19.00 WIB.
“Pada hari ini di Bandung diprakirakan hujan ringan pada pagi sampai malam hari sehingga hilal berpotensi tidak dapat teramati,” kata Teguh.
Adapun hasil dari kegiatan pemantauan hilal ini dilaporkan kepada Kementerian Agama sebagai bahan sidang isbat 1 Ramadhan 1446 H.
“Untuk mengawali bulan Ramadhan 1446 H, dimohon umat Islam menunggu hasil keputusan sidang isbat yang akan diumumkan pada tanggal 28 Februari 2025 malam,” kata Teguh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG Bandung amati hilal awal Ramadhan di Observatorium Unisba