Antarajabar.com - Madu alami yang diproduksi secara tradisional oleh pembudidaya lebah madu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sudah mampu menembus pasar luar Jawa.
"Permintaan pasar terhadap madu yang kami diproduksi terus menerus ada, bahkan kami kesulitan memenuhi permintaan pasar," kata Koswara pembudidaya lebah madu Sari Alam Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Minggu.
Ia mengatakan madu alami yang diproduksinya biasa memasok pasar di Jakarta, kemudian merambah ke luar Jawa seperti Makasar, Sulawesi Selatan.
"Keuntungan dari penjualan madu cukup menggiurkan, harga setiap satu kilogram madu bisa dijual dengan Rp200 ribu hingga Rp500 ribu," katanya.
Ia mengungkapkan permintaan pasar tersebut tidak semuanya dapat terpenuhi karena terbatasnya hasil panen yang tidak dapat ditentukan banyaknya madu.
Ia mengatakan hanya beberapa orang di Kecamatan Lembang yang konsisten membudidayakan lebah madu sekitar hutan.
"Bisnis ini menjanjikan, tapi masih jarang orang yang mau menekuninya, paling potensial itu warga desa hutan karena tidak perlu repot cari pakan karena di hutan banyak makanan lebah," katanya.
Ia menambahkan waktu panennya juga tidak terlalu sering, dari 300 koloni atau sarang lebah dapat dipanen tiga kali dalam setahun.
"Masa panen sudah lewat, tapi permintaan pasar terus ada, akan terpenuhi nanti sekitar dua bulan kedepan," katanya.
Menurut dia masih banyak warga khususnya warga sekitar hutan yang belum sadar manfaat, kemudahan dan keuntungan budidaya lebah madu.
Padahal cara budidayanya, kata dia, cukup mudah dengan hanya menyediakan lahan yang cocok seperti di hutan untuk memudahkan lebah mencari makan.
"Penangkaran lebah cocok dimana pun tempatnya asalkan pakannya cukup, sumber airnya ada, dan tidak ada polusi udara dan suara karena lebah suka di tempat yang tenang," katanya.
Sementara itu, lebah madu yang ditangkarkan di Lembang diantaranya Apis Cerana, Apis Melipera, Apis Trigona dan Apis Dorsatauntuk.
Madu Lembang Tembus Pasar Luar Jawa
Senin, 23 Mei 2016 9:03 WIB