Jaksa diduga telah menangkap Kim mengingat beratnya tuduhan yang melekat padanya serta kekhawatiran akan kemungkinan mantan menteri pertahanan tersebut menghancurkan bukti.
Spekulasi mengenai kemungkinan Kim berusaha menghancurkan bukti muncul setelah ia diketahui bergabung kembali di aplikasi Telegram setelah menghapus akunnya.
Kejaksaan diperkirakan akan memulihkan percakapan sebelumnya yang ia lakukan di platform perpesanan tersebut.
Secara hukum, tersangka dapat ditangkap tanpa surat perintah jika terdapat alasan yang cukup untuk meyakini bahwa tindak pidana serius telah dilakukan atau jika ada kekhawatiran akan upaya penghancuran bukti.
Kejaksaan juga diperkirakan akan mengajukan permohonan surat perintah pengadilan untuk menangkap Kim secara resmi paling cepat pada Senin (10/12) malam. Jika jaksa gagal mengajukan surat perintah atau pengadilan menolaknya, Kim akan segera dibebaskan.
Pasukan Khusus Korea jadi korban
Kepala unit pasukan khusus Korea Selatan, yang dilibatkan dalam penerapan darurat militer pekan lalu, menyebutkan bahwa para prajuritnya menjadi korban yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.
Tuduhan itu dilontarkan Kolonel Kim Hyun-tae, kepala Grup Misi Khusus 707, pada Senin saat ia berbicara pada konferensi pers dekat kantor kepresidenan di pusat Seoul.
"Pasukan unit 707 adalah korban yang paling malang yang dimanfaatkan oleh mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun," kata Kim. Ia berjanji akan bertanggung jawab penuh secara hukum atas tindakan-tindakan yang dilakukan unitnya.