Ketika ditempatkan di Rusunawa baik di Rancaekek ataupun Solokan Jeruk, lahan yang awalnya ditempati oleh masyarakat terkategori miskin ekstrem, dijelaskan Herman, akan dikembalikan ke fungsinya semula sesuai peruntukan.
"Karena kan bukan lahan mereka. Akan kami kembalikan, kalau itu tanah pemerintah kita kembalikan ke fungsinya, kalau tanah masyarakat kita juga kembalikan," ucapnya.
Ditambahkan Herman, Provinsi Jawa Barat sebagai percontohan program penanganan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial perkotaan, tidaklah sendiri, tapi juga bersama Provinsi Jakarta.
"Karenanya, Pak Menteri langsung cek ke Bandung. Dan kami Pemda Provinsi Jawa Barat mengkoordinasikan tiga kabupaten kota, kerja sama dengan dunia usaha, dengan Baznas, dengan semua komponen," tuturnya.
Di lokasi yang sama, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan bahwa penerima program hunian layak bagi masyarakat ekstrem di Jawa Barat yang ditinjau olehnya hari ini merupakan yang kedua setelah Jakarta.
"Ini langkah kedua setelah minggu lalu kami menata kawasan di Jakarta, memindahkan warga yang tinggal di bawah kolong jembatan ke rumah susun. Kini giliran Bandung, dan kami akan upayakan hal serupa di daerah lainnya," kata Maruarar Sirait di lokasi yang sama.
Selain meninjau warga terkategori miskin ekstrem, dalam kesempatan itu Maruarar juga memerintahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk segara menata kawasan di bawah Jembatan Pasupati untuk dijadikan ruang publik yang dapat dimanfaatkan bagi warga sekitar.
"Sampah yang menumpuk di kawasan ini akan dibersihkan demi menciptakan lingkungan yang sehat. Selain itu area ini akan dimanfaatkan sebagai ruang publik, seperti taman bermain anak, agar sesuai dengan citra Bandung sebagai Paris Van Java," kata Maruarar.
Jawa Barat jadi percontohan penanganan masyarakat miskin ekstrem perkotaan
Kamis, 5 Desember 2024 16:35 WIB