Bangunan sekolah tersebut, kata dia, ada empat ruang kelas yang sama sekali tidak bisa digunakan, sisanya dua kelas masih bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar dengan tetap selalu waspada.
Ia berharap pembangunan ruang kelas baru dan perbaikan pada bangunan kelas lainnya itu nantinya dapat memberikan ketenangan dan nyaman bagi guru maupun siswa saat belajar di kelas.
"Ya, lebih nyaman untuk siswa guru dan lingkungan sekolah ini, nyaman untuk kegiatan belajar mengajar dan lebih efektif," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito, Fifi Pangestu menambahkan, program bantuan pembangunan dua sekolah yang terdampak gempa bumi di Kecamatan Pasirwangi itu sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan yang dilakukan secara kolaborasi yakni Yayasan Bakti Barito, Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts.
Ia menyampaikan, kegiatan kolaboratif itu bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah agar kegiatan belajar mengajar aman bagi 220 siswa di dua sekolah yang ditargetkan selesai di akhir tahun dengan ruang belajar yang aman, sehingga dapat membangun ketahanan masyarakat dalam jangka panjang.
"Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut," katanya.***3***
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekolah rusak dampak gempa Garut mulai dibangun berstandar tahan gempa