Mengutip Mark Honigsbaum yang menelusuri pelbagai pandemi dalam 100 tahun terakhir, yang kemudian dituangkan dalam bukunya "The Pandemic Century: One Hundred Years of Panic, Hysteria, and Hubris" (W.W.Norton, 2019), diketahui bahwa pandemi dapat menghancurkan tidak hanya kesehatan masyarakat tetapi juga ekonomi, stabilitas sosial, dan bahkan keamanan nasional.
Di era modern, bahkan ancaman terhadap ketahanan negara tidak selalu datang dalam bentuk serangan militer konvensional. Perang asimetris, termasuk bioterorisme, serangan siber, dan infiltrasi melalui sektor kesehatan, menjadi ancaman yang semakin nyata.
Rod Thornton, dosen dan penulis yang banyak meneliti soal ketahanan negara, berpendapat dalam bukunya "Asymmetric Warfare: Threat and Response in the 21st Century" (Roudlege, 2008) bahwa serangan terhadap infrastruktur kritis, termasuk sistem kesehatan, dapat melumpuhkan negara dengan cara yang halus namun efektif. Ketahanan sistem kesehatan, oleh karena itu, menjadi benteng pertama dalam melawan ancaman semacam itu.
Dokter memainkan peran krusial dalam ketahanan nasional, jauh melampaui fungsi klinis mereka. Di garis depan, mereka tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menjaga stabilitas sosial dan ekonomi negara dalam menghadapi krisis kesehatan.
Pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata bagaimana kesehatan masyarakat yang kuat adalah pilar utama ketahanan negara. Tanpa dokter yang siap dan sistem kesehatan yang tangguh, ancaman kesehatan seperti pandemi, bioterorisme, atau bencana alam dapat mengguncang fondasi negara, memicu ketidakstabilan politik, dan meruntuhkan ekonomi.
Oleh karena itu, dokter (sipil) harus dipersiapkan dengan pemahaman mendalam tentang ketahanan nasional karena kesehatan masyarakat adalah benteng pertama dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Kesadaran akan ketahanan nasional ini harus dimulai sejak mereka menjadi di fakultas kedokteran.
Integrasi ketahanan negara dalam pendidikan dokter
Meskipun peran strategis sektor kesehatan dalam ketahanan negara sangat jelas, banyak kurikulum pendidikan dokter saat ini masih fokus pada aspek klinis dan kurang menekankan pada pemahaman taktis-strategis tentang ketahanan nasional. Apalagi pemahaman visioner yang berisi prediksi-prediksi kehidupan bangsa di masa depan.
Memasukkan ketahanan negara ke dalam kurikulum pendidikan dokter akan memberikan para dokter perspektif yang lebih luas tentang peran mereka dalam menjaga stabilitas nasional.
Mereka tidak hanya akan dilatih untuk merespons kondisi darurat medis, tetapi juga untuk memahami bagaimana menjaga kesehatan masyarakat dalam konteks ancaman yang lebih besar terhadap stabilitas negara. Dengan demikian, dokter masa depan akan lebih siap untuk berkontribusi pada ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis.
Telaah - Urgensi ketahanan nasional bagi dokter dan pendidikan dokter
Minggu, 11 Agustus 2024 16:00 WIB