Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan bahwa mantan Gubernur Jawa Barat Mayjen TNI (purn) HR Nuriana atau Nana Nuriana merupakan sosok yang disiplin sekaligus merakyat bagi masyarakat dan juga ASN Jabar.
"Beliau merupakan Gubernur Jawa Barat Periode 1993-1998 dan 1998-2003. Walau saya tak bertemu dalam dinas, tapi teman-teman dan juga banyak orang mengenal beliau sebagai sosok yang disiplin, tapi juga merakyat," kata Bey selepas pemakaman almarhum di TMP Cikutra, Bandung, Kamis.
Bahkan, hal itu, kata Bey terlihat dari gaya almarhum yang tak ragu dan tak malu-malu untuk makan bubur di pinggir jalan untuk bergaul dengan warga.
"Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang cinta dengan sejarah dan budaya, di mana ketika kunjungan ke daerah, beliau selalu mengusahakan berkunjung ke museum," ucapnya.
Sikap merakyat juga ditunjukkan oleh HR Nuriana saat memimpin Jabar, kata Bey, salah satunya dengan munculnya program Dakabalarea yang dicetuskan guna membantu masyarakat menghadapi krisis moneter pada 1998 silam.
Saat krisis pada 1998 semua harga bahan pokok melonjak, akibat hiper inflasi ditambah turunnya nilai rupiah atas dollar Amerika Serikat. Akhirnya saat itu makanan menjadi barang yang sangat-sangat berharga bagi masyarakat Jabar.
"Almarhum mengemban tugas penuh semangat dan patut jadi teladan bagi kita. Salah satunya waktu krismon, beliau buat program Dakabalarea," ujar Bey.
Program Dakabalarea ini, lanjut dia, nyatanya mampu membantu masyarakat melewati masa sulit ketika krismon saat itu. "Program ini artinya dahareun loba, kabeuli ku rakyat (makanan banyak, terbeli oleh masyarakat). Anu miskin ngurangan, barudak masih bisa sakola (Yang miskin berkurang, anak-anak masih bisa sekolah). Mulia ide beliau," ucapnya.
Bey pun mengajak, agar semua masyarakat untuk sama-sama berdoa atas perjuangan Nuriana kala memimpin Jawa Barat pada periode 1993-1998 dan 1998-2003 lalu.
"Kita doakan semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah," tuturnya.
Sementara itu, keluarga besar almarhum HR Nuriana menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat bila semasa hidup, mantan Pangdam III Siliwangi tersebut pernah melakukan kesalahan.
"Mohon doa atas nama Almarhum. Kalau selama bertugas, berdinas, kalau ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan," ujar menantu Nuriana, Yudi Guntara.
Pihaknya juga menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak terutama pada Pemprov Jabar, Kodam III Siliwangi, legiun veteran dan lainnya, yang telah turut membantu dan mengantarkan Almarhum Nuriana ke tempat peristirahatan terakhir, TMP Cikutra.
"Secara khusus, kami mengucapkan terimakasih," ucapnya.
Dalam pemakaman Nuriana, turut hadir Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Plh Asda Setda Pemprov Jabar Dodo Suhendar. Diketahui, berdasarkan keterangan keluarga, HR Nuriana atau HR Nana Nuriana mengalami masalah kesehatan bahkan dua kali masuk rumah sakit selepas Idul Fitri 2024.
Terakhir beliau masuk rumah sakit, adakah selepas Idul Adha, bahkan harus menerima perawatan intensif di Ruang ICU RS Santo Borromeus Bandung, dan perjuangannya terhenti usai dirinya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis dini hari pukul 04.55 WIB.
Almarhum meninggal pada usia 86 tahun dengan meninggalkan satu orang istri, tiga anak yang terdiri dari dua putri dan satu putra, serta empat orang cucu.
"Beliau merupakan Gubernur Jawa Barat Periode 1993-1998 dan 1998-2003. Walau saya tak bertemu dalam dinas, tapi teman-teman dan juga banyak orang mengenal beliau sebagai sosok yang disiplin, tapi juga merakyat," kata Bey selepas pemakaman almarhum di TMP Cikutra, Bandung, Kamis.
Bahkan, hal itu, kata Bey terlihat dari gaya almarhum yang tak ragu dan tak malu-malu untuk makan bubur di pinggir jalan untuk bergaul dengan warga.
"Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang cinta dengan sejarah dan budaya, di mana ketika kunjungan ke daerah, beliau selalu mengusahakan berkunjung ke museum," ucapnya.
Sikap merakyat juga ditunjukkan oleh HR Nuriana saat memimpin Jabar, kata Bey, salah satunya dengan munculnya program Dakabalarea yang dicetuskan guna membantu masyarakat menghadapi krisis moneter pada 1998 silam.
Saat krisis pada 1998 semua harga bahan pokok melonjak, akibat hiper inflasi ditambah turunnya nilai rupiah atas dollar Amerika Serikat. Akhirnya saat itu makanan menjadi barang yang sangat-sangat berharga bagi masyarakat Jabar.
"Almarhum mengemban tugas penuh semangat dan patut jadi teladan bagi kita. Salah satunya waktu krismon, beliau buat program Dakabalarea," ujar Bey.
Program Dakabalarea ini, lanjut dia, nyatanya mampu membantu masyarakat melewati masa sulit ketika krismon saat itu. "Program ini artinya dahareun loba, kabeuli ku rakyat (makanan banyak, terbeli oleh masyarakat). Anu miskin ngurangan, barudak masih bisa sakola (Yang miskin berkurang, anak-anak masih bisa sekolah). Mulia ide beliau," ucapnya.
Bey pun mengajak, agar semua masyarakat untuk sama-sama berdoa atas perjuangan Nuriana kala memimpin Jawa Barat pada periode 1993-1998 dan 1998-2003 lalu.
"Kita doakan semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah," tuturnya.
Sementara itu, keluarga besar almarhum HR Nuriana menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat bila semasa hidup, mantan Pangdam III Siliwangi tersebut pernah melakukan kesalahan.
"Mohon doa atas nama Almarhum. Kalau selama bertugas, berdinas, kalau ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan," ujar menantu Nuriana, Yudi Guntara.
Pihaknya juga menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak terutama pada Pemprov Jabar, Kodam III Siliwangi, legiun veteran dan lainnya, yang telah turut membantu dan mengantarkan Almarhum Nuriana ke tempat peristirahatan terakhir, TMP Cikutra.
"Secara khusus, kami mengucapkan terimakasih," ucapnya.
Dalam pemakaman Nuriana, turut hadir Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Plh Asda Setda Pemprov Jabar Dodo Suhendar. Diketahui, berdasarkan keterangan keluarga, HR Nuriana atau HR Nana Nuriana mengalami masalah kesehatan bahkan dua kali masuk rumah sakit selepas Idul Fitri 2024.
Terakhir beliau masuk rumah sakit, adakah selepas Idul Adha, bahkan harus menerima perawatan intensif di Ruang ICU RS Santo Borromeus Bandung, dan perjuangannya terhenti usai dirinya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis dini hari pukul 04.55 WIB.
Almarhum meninggal pada usia 86 tahun dengan meninggalkan satu orang istri, tiga anak yang terdiri dari dua putri dan satu putra, serta empat orang cucu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bey ungkap HR Nuriana sosok disiplin sekaligus merakyat bagi Jabar