Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi menyebutkan bahwa daerahnya terpilih sebagai salah satu lokasi penerapan Program Sanitation Infrastructure and Institutional Support (SIIP), yang diselenggarakan oleh Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
“Pelaksanaan program ini dimulai dengan melakukan lokakarya penyusunan visi strategis air limbah domestik. Kami melibatkan pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat,” kata Agus di Cirebon, Kamis.
Baca juga: Kota Cirebon prioritas turunkan kasus kekerasan anak dan perempuan
Baca juga: Kota Cirebon prioritas turunkan kasus kekerasan anak dan perempuan
Ia mengatakan lokakarya tersebut digelar pada Rabu (19/6), dengan fokus utama membahas berbagai hal teknis terkait Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) di Kota Cirebon.
Menurutnya, SPALD skala perkotaan dan permukiman bisa menjadi solusi guna mengatasi pencemaran air di tengah meningkatnya jumlah penduduk.
Oleh karenanya, sistem ini sudah diterapkan di Kota Cirebon untuk meningkatkan akses pelayanan serta perbaikan kualitas lingkungan pada air permukaan maupun air tanah.
Ia menyebutkan fasilitas sistem pengelolaan air limbah juga sudah dibangun pada 1996, dari bantuan Pemerintah Swis melalui Cirebon Urban Development Program (CUDP).
“Selain itu, SPALD ini menjadi rujukan untuk pemanfaatan sumber alternatif air baku sebagai sumber air bersih di lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Agus menilai dengan terpilihnya Kota Cirebon sebagai lokasi pelaksanaan program SIIP dari KIAT, maka pemetaan strategi terhadap akses capaian sanitasi yang layak dan aman bagi masyarakat bisa terealisasi.
Pada prinsipnya, ia menyatakan Pemerintah Kota Cirebon memprioritaskan penguatan sistem pelayanan air minum dan pengelolaan air limbah.