Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan keberadaan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Kalensari, Indramayu, Jawa Barat, bisa meningkatkan kualitas beras lokal serta berdampak terhadap kesejahteraan petani setempat.
“Fasilitas ini dibangun oleh Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) untuk mendukung Kabupaten Indramayu tetap menjadi lumbung pangan nasional,” kata Nina dalam keterangannya di Indramayu, Rabu.
Baca juga: 80 persen sawah di Indramayu sudah dipanen
Baca juga: 80 persen sawah di Indramayu sudah dipanen
Ia menjelaskan RMP ini bisa melakukan pemrosesan beras dengan kapasitas 20 ton per hari. Fasilitas tersebut menjadi salah satu penopang suplai padi dan beras di daerahnya dengan pendekatan dari hulu hingga hilir.
Menurutnya, kehadiran RMP ini akan sangat bermanfaat bagi para petani di Indramayu karena bisa memudahkan proses serapan panen dan menjadi lebih efektif sehingga mereka tidak perlu lagi bergantung kepada tengkulak.
“Terima kasih banyak semua pihak yang sudah membangun RMP, dan Indramayu dijadikan sebagai pilot project. Ini memberikan manfaat besar bagi petani Indramayu,” ujarnya.
Nina menyampaikan kerja sama dengan AB2TI juga tetap berlanjut, khususnya membantu dalam pelaksanaan kebijakan pertanian yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani di Indramayu.
Selain itu, pihaknya pun terus berupaya menghadirkan program strategis yang bisa membantu petani untuk meningkatkan produksi beras selama panen raya di2024.
“Upaya kami sudah membuahkan hasil. Walaupun tahun kemarin ada sedikit dampak dari fenomena El Nino, tapi produksi padi di Indramayu masih bagus kurang lebih 1,4 juta ton,” tuturnya.