Sosok Berretty
Yaksa menempuh pendidikan seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta tahun 1991 dan Institusi Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tahun 1996. Semenjak menjadi mahasiswa seni, dia bukan sekali atau dua kali berjalan-jalan khususnya di Pasar Baru.
Setiap berjalan-jalan dia selalu membuat sketsa. Awalnya hanya untuk kebutuhan tugas kuliah, namun dia keterusan hingga kini. Di antara waktu kunjungan ke Pasar Baru, tahun 1997 menjadi waktu yang menurut dia berkesan. Sayang dia tak sempat bercerita jauh tentang ini.
"Dulunya pernah diajak lewat oleh ibu. Awalnya kan pernah tinggal di Slipi, ibu saya. Hanya lewat. Tapi kan kenangan itu, 'Oh kalau pelukis itu di Pasar Baru'. Dari situ, kemudian saya tertarik dengan beberapa gedung dan saya tertarik dengan Gedung Aneta, Antara," jelas pria yang kala itu mengenakan pakaian dan kopiah serba hitam.
Melihat gedung lama Antara dengan ciri khas jam besar di salah satu menaranya membuat Yaksa teringat tentang berita proklamasi yang disiarkan dari sana dan disebarkan ke seluruh dunia. Baginya, ini bukan hanya sekadar sebuah monumen pers, tetapi dari sanalah terkabarkan sebuah gerakan kebudayaan. Kemudian, berbagai peristiwa kebudayaan juga akan dibuat di sana mulai hari ini hingga masa mendatang.
"Hari ini, gedung itu masih ada dan masih mengawal berita. Semoga ada rezeki berpameran di Gedung Antara. Mungkin ada beberapa karya lama yang pernah saya bikin," demikian kata dia ketika ditanya harapannya di masa depan.
Dari ketertarikannya pada gedung Antara, Yaksa lalu mengulik sejarah bangunan yang ternyata dulunya didirikan tahun 1917 oleh Dominique Willem Berretty. Dia kemudian tertarik pada sosok Berretty yang menurut penelusurannya lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai penari keraton di Yogyakarta, sementara sang ayah menempuh profesi sebagai guru di Kotabaru.
Ketertarikan atau mengutip kata dalam istilah masa kini "ngefans" pada Berretty lalu membuatnya semakin dalam mempelajari pria itu melalui tulisan dan bangunan-bangunan miliknya, termasuk Vila Isola yang kini menjadi bagian dari area kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Setiabudi No.229, Bandung, Jawa Barat.
Dia pun banyak melukis bangunan vila itu dan saat pandemi COVID-19 tahun 2020, Yaksa memperlihatkan karya-karyanya dalam pameran tunggal bertema "TITIR: Warning" di Yogyakarta. Pameran ini tepat diadakan pada 1 April 2020 dan saat itu hanya bisa dinikmati melalui kanal media sosial Facebook dan Instagram miliknya.
Yaksa tak main-main dengan rasa tertariknya pada sosok Berretty dan gedung peninggalannya, khususnya Gedung Aneta dan Villa Isola. Dua tahun berselang sejak pameran tunggalnya, dia membawa lukisan kedua gedung tersebut di Guangzhou, China.
Melalui pameran itu, dia bercerita tentang kabar dan mengisolasi diri karena pandemi COVID-19. Yaksa terinspirasi dari pilihan Berretty yang menyepi di dalam bangunannya ketika medianya mengalami masalah. Dia mengatakan mengisolasi diri itu sangat mahal.
Ada ANTARA di Jalan Kenangan sang Yaksa Agus
Jumat, 24 Mei 2024 19:00 WIB