Chengdu, China (ANTARA) - Tunggal putra Indonesia Alwi Farhan mengatakan banyak belajar soal pentingnya daya juang yang tinggi di lapangan dalam debutnya di Piala Thomas 2024.
“Senior-senior saya tadi ketika bermain pun begitu kuat. Saya melihat daya juang, fighting spirit-nya di lapangan luar biasa… Saya mendapatkan banyak pengalaman dari sini,” kata Alwi, saat ditemui di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu.
Lebih lanjut, Alwi, yang merupakan pemain termuda dalam skuad putra Indonesia kali ini, mengaku diberikan banyak dukungan dan pengalaman berharga dari para senior yang mengelilinginya di sepanjang turnamen.
“Saya dan abang-abang di sini sering sharing, mereka juga sangat merangkul, memberi tahu saya (jika ada yang bisa diperbaiki),” kata Alwi.
“Dan memang, pengalaman di sini (Piala Thomas 2024) benar-benar berbeda. Pertandingan di sini sangat besar dan saya mendapatkan atmosfer yang berbeda juga,” ujar dia.
Selain itu, ia juga merasa bangga bisa membawa pulang medali perak dan status runner up pada debutnya. Indonesia sendiri kalah 1-3 dari wakil tuan rumah China pada partai puncak kejuaraan beregu paling bergengsi di dunia tersebut.
Namun, juara dunia junior 2023 itu tidak mengelak bahwa ada keinginan untuk tidak segera berpuas diri dan berusaha untuk bangkit lebih baik lagi.
“Pastinya bersyukur dan bangga dengan pencapaian ini. Memang kami masih belum mendapatkan emas, tapi kami sudah mengerahkan kemampuan terbaik kita,” ujar Alwi.
“Kita sudah berikan yang terbaik di dalam dan luar lapangan. Kami sudah mengeluarkan segala tenaga untuk menang, tapi hasil kali ini patut disyukuri,” imbuh dia.
Bagas/Fikri petik pelajaranGanda putra Indonesia Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri memetik pelajaran berharga pada laga final Piala Thomas pertama mereka, yang digelar di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu.
“Ini menjadi pelajaran berharga dan pengalaman karena kami baru pertama kali turun di final Piala Thomas,” kata Fikri, saat ditemui usai upacara pengalungan medali Piala Thomas 2024.
Adapun Bagas/Fikri kalah dari pasangan tuan rumah He Ji Ting/Ren Xiang Yu dua gim langsung dengan skor 11-21, 15-21.
Hasil tersebut membuat Indonesia kalah 1-3 dari China, setelah tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto takluk di tangan tuan rumah, namun Jonatan Christie berusaha memperpanjang napas Indonesia pada babak puncak Piala Thomas 2024.
“Kecewa pastinya karena kami belum berhasil upgrade medali dari dua tahun lalu,” kata Bagas.
“Pasangan China bermain sangat cepat, kami tidak bisa mengimbangi drive-drive mereka padahal sudah coba mengadu. Banyak mengangkat bola pun bukan pilihan yang tepat,” ujarnya menambahkan.
Menyambung pernyataan Bagas, Fikri tak mengelak bahwa keduanya sempat jatuh dalam tekanan, sehingga tidak bisa mengembangkan permainan mereka.
“Semua tim dan kami juga sudah berusaha menyusul ketertinggalan hanya memang belum bisa keluar dari tekanan,” kata Fikri.
“Beban pasti ada tapi kami harus mengatasi hal itu. Tadi juga kami coba serileks mungkin saat masuk lapangan, main saja seperti biasa. Menampilkan yang terbaik. Tetapi lawan juga turun dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, ini merupakan penampilan final Piala Thomas ke-22 bagi skuad Merah Putih, serta final ketiga mereka secara berturut-turut.
Piala Thomas terakhir dibawa pulang oleh tim putra Indonesia pada tahun 2020 di Aarhus, Denmark. Kemenangan tersebut merupakan pencapaian yang sangat diapresiasi oleh para penggemar bulu tangkis, karena Indonesia berhasil memboyong Piala Thomas di turnamen tersebut setelah puasa gelar selama 19 tahun lamanya.
Namun, pada edisi 2022, Indonesia keluar sebagai runnerup setelah kalah dari tim bulu tangkis putra India.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Alwi belajar soal daya juang tinggi dalam debut Piala Thomas