Moskow (ANTARA) - Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia, Volker Tuerk, pada Selasa menyatakan keprihatinannya atas tindakan kepolisian Amerika Serikat yang "tidak proporsional" untuk membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di negara itu.
“Saya prihatin bahwa beberapa tindakan penegakan hukum di sejumlah universitas tampak tidak proporsional dalam bertindak,” kata Tuerk dalam pernyataannya.
Dia mengatakan tindakan yang diambil oleh pimpinan universitas dan penegak hukum untuk membatasi kebebasan berekspresi itu "perlu dicermati secara hati-hati" agar tidak melanggar "hak dan kebebasan orang lain".
Gelombang demonstrasi untuk mendukung Palestina yang diorganisasi oleh para mahasiswa terus berlanjut di berbagai negara bagian dan universitas di AS.
Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan mahasiswa melancarkan terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 34.500 warga Palestina tewas dan sekitar 77.700 lainnya terluka.
Ratusan mahasiswa telah ditangkap dan banyak di antaranya telah dibebaskan, sementara yang lain masih menghadapi dakwaan atau sanksi akademis, menurut Kantor HAM PBB.
Pendanaan UNRWA
Sementara itu Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada Selasa mengatakan semua negara, kecuali Inggris, Austria, dan Swiss, melanjutkan pendanaan ke badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina tersebut.