Bandung (ANTARA) - PT Pindad menyebut kondisi global saat ini dengan adanya konflik seperti di Ukraina dan Palestina, memberikan pengaruh pada kenaikan harga bahan baku.
"Yang sangat terasa dengan adanya dampak global itu, sekarang memang harga-harga bahan baku relatif naik, terutama propelan, hingga plat baja tahan peluru," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose di sela-sela HUT PT Pindad ke-41 di Bandung, Senin.
Baca juga: Pindad catat kontrak pesanan alutsista 2024 sebesar Rp25,8 triliun
Meski terjadi kenaikan harga bahan baku, kata Mose, di sisi lain hal itu membuka peluang bagi Pindad untuk beberapa produknya dipesan dari luar negeri.
Sejauh ini, ia menyebutkan bahwa penjualan produk Pindad yakni alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan manufaktur, didominasi permintaan dari dalam negeri yakni kebutuhan Kementerian Pertahanan, namun seiring perkembangan yang ada, pesanan luar negeri seperti amunisi dan persenjataan juga datang.
"Kami juga telah melakukan pembicaraan-pembicaraan bisnis denga sebagian negara Asia kemudian di Timur Tengah untuk senjata, kemudian kendaraan tempur, dan untuk amunisi sampai saat ini kita sudah melakukan ekspor ke Amerika Serikat," katanya.
Sepanjang tahun 2024 ini, PT Pindad mencatat kontrak pekerjaan untuk pesanan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan manufaktur mencapai Rp25,8 triliun.
Pindad sebut kondisi global picu harga bahan baku naik
Senin, 29 April 2024 19:50 WIB