Bandung (ANTARA) - PT Pindad mencatat kontrak pekerjaan untuk pesanan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan manufaktur sepanjang tahun 2024 ini, mencapai Rp25,8 triliun.
"Kontrak tersebut bertumbuh 24,7 persen dari tahun sebelumnya, sementara angka penjualan mampu meningkat hingga mencapai nilai Rp7,98 triliun," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dalam HUT PT Pindad ke-41 di Bandung, Senin.
Abraham mengatakan nilai tersebut merupakan nilai yang mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, yang menunjukkan bahwa kemandirian industri pertahanan dalam negeri yang senantiasa meningkat melalui kontribusi pihaknya dalam menyediakan alutsista.
"Saya mewakili BOD sangat mengapresiasi komitmen Pindad beserta anak perusahaan dan afiliasinya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mendorong ekspor, serta menyerap tenaga kerja melalui inovasi seperti tank Harimau, kendaraan taktis Maung, panser Anoa, Ranpur Badak, senjata amfibi dan lainnya," ujarnya.
Ia menyebutkan penjualan produk Pindad terus meningkat, baik permintaan dari dalam negeri yakni kebutuhan Kementerian Pertahanan, atau luar negeri seperti amunisi dan persenjataan.
"Kami juga telah melakukan pembicaraan-pembicaraan bisnis dengan sebagian negara Asia kemudian di Timur Tengah untuk senjata, kemudian kendaraan tempur, dan untuk amunisi sampai saat ini kita sudah melakukan ekspor ke Amerika Serikat," katanya.
Sektor industrial melalui bisnis alat berat telah mendistribusikan lebih dari 700 ekskavator dalam kurun waktu kurang lebih enam tahun, yang menjadi pencapaian tersendiri sebagai pemain baru di sektor tersebut.
"Prestasi anak perusahaan dan afiliasi juga ditunjukkan melalui peningkatan revenue sebesar 13 persen, kenaikan laba 28 persen, angka Rp8,77 miliar. PT PEI juga telah menunjukkan keunggulan dengan melakukan sinergi dengan PT KAI," katanya.