Pada masa pendudukan Jepang, bangunan utama gedung ini berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan yang digunakan sebagai pusat kebudayaan. Sedangkan bangunan sayap kiri gedung diberi nama Yamato yang berfungsi sebagai tempat minum-minum, yang kemudian terbakar pada tahun 1944.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini dijadikan markas pemuda Indonesia menghadapi tentara Jepang dan selanjutnya menjadi tempat kegiatan Pemerintah Kota Bandung.
Menjelang Konferensi Asia-Afrika, gedung itu mengalami perbaikan dan diubah namanya oleh Presiden Indonesia Soekarno, menjadi Gedung Merdeka pada 7 April 1955 atau 11 hari sebelum dimulainya KAA yang saat itu diikuti para delegasi dari lima negara penggagas dan 24 negara lain dari kedua benua itu.
Jadi bagian sejarah bangsa
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala, mengundang para Perdana Menteri dari Birma, India, Indonesia dan Pakistan dengan maksud mengadakan suatu pertemuan di negaranya.
Pada kesempatan itu, Presiden Indonesia Soekarno, menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide diadakannya Konferensi Asia-Afrika saat pertemuan tersebut.
Soekarno menyatakan bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun untuk membangun solidaritas bangsa Asia-Afrika untuk memulai pergerakan nasional melawan penjajahan.
Satu tahun kemudian, Presiden Soekarno berhasil menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dalam konferensi tersebut dan memilih Kota Bandung sebagai tempat penyelenggara pertemuan dari 29 delegasi.
Pelestarian Dokumentasi Diplomasi Publik (PDDP) Museum KAA , Christoforus H. B. Katon, menyampaikan pelaksanaan KAA di Gedung Merdeka menjadi simbol arena persatuan bangsa-bangsa yang sedang berjuang untuk bebas dari cengkeraman kolonialisme.
Para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika berkumpul untuk membahas isu-isu krusial seperti kemerdekaan, penghapusan kolonialisme, dan pembangunan ekonomi.
“Masih banyak negara di dua benua ini berada di bawah penjajahan. Peserta Konferensi Asia-Afrika ada 29 negara. 23 dari Asia dan hanya ada enam negara yang merdeka di Afrika pada waktu itu,” kata Katon saat ditemui di Gedung Merdeka, Bandung, pada 17 April 2024.