Menggapai "net zero emission" pada 2060
PLTS Terapung Cirata bukan sekadar memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga menjadi simbol komitmen Indonesia dalam menggapai mimpi untuk net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih di tahun 2060.
Pembangunan PLTS Terapung Cirata bukan hanya tentang peningkatan kapasitas energi terbarukan, tetapi juga tentang mengubah pembangkit listrik tenaga fosil menjadi ramah lingkungan.
Dengan meninggalkan sumber energi berbahan fosil, proyek ini membantu mempercepat transisi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
PLTS Terapung Cirata bukan hanya sebuah proyek infrastruktur, tetapi juga sebagai kesempatan besar bagi para pekerja lokal untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam pengembangan energi terbarukan.
Dalam pembangunan PLTS terapung ini, PT PMSE melibatkan 1.400 pekerja lokal. Hal tersebut tentu akan menciptakan peluang besar untuk proses transfer pengetahuan dan pengembangan proyek serupa di masa depan.
Para pekerja lokal tidak hanya fokus untuk menyelesaikan proyek, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk belajar secara langsung dari para ahli yang terlibat dengan mendapatkan sertifikasi khusus dalam pelaksanaan pembangunan PLTS ini.
"Jadi, pembangunan PLTS terapung ini tidak ada teknologi yang sangat rahasia. Artinya semuanya terlibat dan karena pada waktu proses konstruksi itu mayoritas pekerja yang terlibat adalah lokal,” kata Dimas.
Outreach & Stakeholder Manager PT. PMSE, Respati Adi Katmoyo, menambahkan bahwa dari total 1.400 pekerja lokal yang terlibat, terdapat sebanyak 60 nelayan tambak yang turut serta dalam proyek ini. Keterlibatan mereka bukan hanya sekadar membangun PLTS terapung, tetapi juga membawa dampak yang jauh lebih besar.
“Karena itu, semua pihak lokal Indonesia yang terlibat di proyek ini telah mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana membangun atau mengembangkan proyek PLTS terapung lainnya pada skala besar.