Memanfaatkan badan air di Waduk Cirata
Dibangun di atas permukaan air Waduk Cirata, PLTS Terapung seluas 200 hektare ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 MWp dengan 13 pulau panel surya yang bisa menghasilkan listrik yang dapat dialirkan ke lebih dari 50.000 rumah.
Dengan memiliki lebih dari 340 ribu panel surya, PLTS Terapung ini mempunyai keunggulan utama yaitu dalam pembebasan lahan. Dengan memanfaatkan badan air yang ada, proyek ini tidak memerlukan lahan tambahan.
Tidak hanya itu, PLTS Terapung Cirata juga memberikan solusi untuk mengatasi masalah ketika musim kemarau tiba. Dengan mengurangi penguapan air di waduk, sumber daya air ini dapat memiliki hal positif bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, karena memungkinkan penghematan air di musim kemarau.
Dengan PLTA dan PLTS yang saling melengkapi, produksi energi dapat dioptimalkan sepanjang tahun untuk mengatasi tantangan musim kemarau dan meningkatkan ketersediaan energi secara keseluruhan.
“Seperti kita ketahui, PLTA itu produksi besar di musim hujan. Tapi di musim panas produksinya kecil karena tidak ada hujan. Tapi jika kita punya PLTS di atas PLTA, maka musim kemarau produksi listrik akan tinggi,” kata Direktur Operasi PT PMSE, Dimas Kaharudin saat ditemui di PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, pada awal April 2024.
Menurut dia, PLTS terapung cenderung menghasilkan listrik lebih banyak dengan PLTS di tempat lain dengan kapasitas yang sama. Hal ini disebabkan mekanisme pendinginan yang lebih baik karena berada di atas permukaan air.
Dengan demikian, PLTS terapung tidak hanya memberikan solusi untuk pemanfaatan lahan yang terbatas, tetapi juga memberikan efisiensi yang lebih tinggi dalam menghasilkan energi terbarukan.
PLTS Terapung Cirata yang saat ini mempunyai kapasitas produksi listrik sebesar 192 MWp, memiliki potensi untuk melakukan penambahan kapasitas hingga mencapai 1.000 MWp, karena pembangkit listrik energi terbarukan ini baru memanfaatkan 4 persen dari maksimal 20 persen luas permukaan Waduk Cirata yang seluas 6.500 hektare.
"Pada waktu PLTS Cirata ini dibangun ada limitasi maksimum 5 persen (luas permukaan waduk), yang mana kurang lebih seukuran yang kita bisa manfaatkan. Namun saat ini sudah diangkat batasannya sekarang maksimum 20 persen,” katanya.