Jika fenomena gangguan pasokan dan kenaikan harga bahan pangan tak teratasi, atau malah makin melambung, plus konsumsi rokok makin menggerus ekonomi rumah tangga menengah bawah, maka target pencapaian bonus demokrasi pada 2030 dan generasi emas pada 2045, akan sulit dicapai.
Apalagi saat ini prevalensi merokok di level anak anak serta remaja mencapai 9,1 persen, dan secara populasi lebih dari 30 persen penduduk Indonesia adalah perokok aktif.
Alih-alih prevalensi stunting akan makin meninggi, yang saat ini masih bertengger pada angka 21,6 persen.
Oleh karena itu, anggaran untuk peningkatan gizi, kebijakan makan siang gratis, dan berbagai kebijakan pendukungnya harus dipastikan mampu menjamin ketahanan dan keamanan pangan masyarakat di tanah air secara adil dan merata.
*) Penulis adalah Pengamat Konsumen dan Kebijakan Publik, Ketua Pengurus Harian YLKI 2015-2025.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bijak menyikapi kenaikan harga bahan pangan
Telaah - Bijak menyikapi kenaikan harga bahan pangan
Oleh Tulus Abadi*) Sabtu, 30 Maret 2024 10:06 WIB