Fenomena-fenomena inilah yang tampaknya menjadi pemicu kebijakan impor beras sebagai solusi jangka pendek yang dianggap lebih efisien.
Untuk mengatasi keamanan pasokan pemerintah telah mengimpor beras hingga 1,3 juta ton. Ini merupakan solusi seketika yang kadang menjadi tidak terelakkan.
Beras adalah bahan pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Jika terjadi gangguan pasokan dan kenaikan harga beras bisa berdampak luas. Inflasi sudah pasti akan terjadi.
Bahkan data BPS selalu membuktikan kenaikan harga beras menjadi pemicu utama inflasi di Indonesia.
Tanggung jawab bersama
Lalu bagaimana masyarakat harus menyikapi fenomena ini, yang sepertinya akan menjadi keniscayaan? Tentu bukan perkara gampang, karena perut orang Indonesia adalah “perut beras”. Tidak dianggap makan, tidak bisa kenyang jika belum makan beras atau nasi.
Menyikapi hal ini, bagi konsumen setidaknya harus melatih diri ke bahan pangan non beras, bisa memanfaatkan bahan pangan lokal.
Sejatinya banyak sekali sumber bahan pangan pengganti beras, sebagai sumber karbohidrat. Tetapi jangan beralih ke mi instan, atau gandum, karena mi instan/gandum 100 persen masih impor.
Selain itu, ini yang sejatinya isu paling kritikal, yakni melakukan evaluasi atau audit terhadap pola konsumsi produk tembakau (rokok).
Telaah - Bijak menyikapi kenaikan harga bahan pangan
Oleh Tulus Abadi*) Sabtu, 30 Maret 2024 10:06 WIB