Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, fokus menambah luas lahan tanaman jagung dan mengembangkan varietas hibrida yang tahan penyakit sebagai upaya untuk mengajak petani di wilayahnya menanam komoditas tersebut.
Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi mengatakan bahwa saat ini luas lahan yang ditanami jagung di kabupaten tersebut mencapai 15 ribu hektare, serta dalam waktu dekat jumlahnya bisa bertambah pada akhir 2024.
“Kami sudah memetakan dan segera menambah luas lahan jagung di wilayah utara Kabupaten Majalengka,” kata Dedi saat dikonfirmasi di Majalengka, Jumat.
Ia menyampaikan sejauh ini belasan ribu hektare lahan jagung yang ada tersebar di sembilan kecamatan, serta jumlah terbanyak berada di Bantarujeg dengan luas sekitar 2 ribu hektare.
Dengan jumlah lahan seluas itu, pihaknya mendorong para petani untuk menanam bibit jagung dari varietas hibrida yang sudah dikembangkan.
Menurut dia, strategi ini dinilai bisa menarik minat petani di Majalengka yang selama beberapa tahun terakhir lebih condong memilih menanam padi. Padahal potensi pasar untuk jagung sangat terbuka lebar.
Sebab, kata dia, jagung yang dihasilkan nanti tidak hanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat. Namun bisa dipakai juga sebagai bahan pakan ternak.
“Dengan jagung varietas hibrida ini bisa meningkatkan minat petani karena tahan penyakit bulai, sehingga luas lahan jagung juga bertambah di Kabupaten Majalengka,” ujarnya.
Selain itu, Dedi menyebutkan bahwa dengan luas lahan yang bertambah maka tingkat produksi jagung akan meningkat. Hal ini pun nantinya berdampak pada pengendalian laju inflasi di daerahnya.
“Jagung merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi. Jadi saat suplai dan stoknya terjaga, laju inflasi pun dapat dicegah,” ucap dia.
Ia berharap melalui cara ini, produktivitas jagung di Majalengka dapat meningkat dengan banyaknya petani yang menanam komoditas tersebut.
Ia berharap melalui cara ini, produktivitas jagung di Majalengka dapat meningkat dengan banyaknya petani yang menanam komoditas tersebut.