Terkait dengan reaktivasi yang diusulkan oleh Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin, Ayep mengatakan pihaknya mendukung hal tersebut dan sekarang menunggu respons Kementerian Perhubungan sebagai pengambil kebijakan dan pihak yang bisa mengeksekusi usulan tersebut.
"Kami ini operator. Atas usulan dari Pak Pj Gubernur Jabar, kami posisinya mendukung dan menanti arahan dari Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen KA sebagai regulator. Kami siap mendukung nantinya dengan pola-pola operasi yang disiapkan demi memperlancar proyek yang dikerjakan," ucapnya.
Sebelumnya, Bey Triadi Machmudin mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan untuk mereaktivasi jalur kereta api Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, meningkatkan perekonomian warga, dan juga bisa mengurangi kemacetan di jalan arteri.
"Beberapa hari lalu, kami sudah mengusulkan kepada Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk jalur kereta api Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey. Kami minta tinjauan apakah memungkinkan direaktivasi," ujar Bey.
Panjang lintasan rel kereta relasi Banjar-Pangandaran yaitu 82 kilometer mulai dari Stasiun Banjar dan berakhir di Stasiun Cijulang dengan memiliki banyak jembatan dan terowongan. Jalur ini ditutup total pada 1 Februari 1982.
Sementara, jalur kereta api nonaktif Bandung-Ciwidey berjarak 40 kilometer yang dalam kisahnya, dulu jalur tersebut digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung selatan ke Stasiun Bandung dan Jakarta (Batavia).
Jalur kereta api dinonaktifkan pada 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KAI: Perlu analisis soal reaktivasi jalur Ciwidey dan Pangandaran
KAI: Perlu inspeksi dan analisis untuk reaktivasi jalur Ciwidey dan Pangandaran
Senin, 4 Maret 2024 21:20 WIB