Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - PT KAI Daop 2 Bandung, Jawa Barat, menyatakan bahwa perlu inspeksi dan analisis lanjutan terkait dengan aset dan prasarana atas wacana reaktivasi jalur kereta api (KA) Bandung-Ciwidey dan Banjar-Pangandaran.
"Perlu observasi bersama, inspeksi, dan analisis lagi terkait dengan kondisi yang ada di jalur tersebut," kata Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanapi saat dihubungi di Bandung, Jabar, Senin.
Ayep menjelaskan bahwa di kedua jalur yang telah berpuluh tahun nonaktif tersebut, telah mengalami berbagai perubahan sejak masa jayanya dan ketika mulai dinonaktifkan.
Berdasarkan data yang diterimanya, Ayep mengungkapkan bahwa untuk bangunan dinas perkeretaapian antara Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, masih ada dengan kondisi beragam mulai dari yang rusak sampai dimanfaatkan pihak lain dengan mekanisme sewa.
Untuk kondisi jalur lintas Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, sebagian masih terlihat dan kebanyakan telah tertutup termasuk oleh aspal menjadi jalan.
"Untuk kedua jalur itu, menggunakan rel ukuran R25, di mana sebagian masih ada dan sebagian sudah hilang, begitu juga jembatannya," kata Ayep.
Untuk kondisi terowongan khususnya di jalur Banjar-Pangandaran yang ada empat yakni Batulawang, Hendrik, Juliana dan Wihelmina, ucap Ayep, masih berdiri kokoh.
"Untuk terowongan Hendrik malah jadi akses jalan warga (mobil bisa masuk)," ucapnya.
KAI: Perlu inspeksi dan analisis untuk reaktivasi jalur Ciwidey dan Pangandaran
Senin, 4 Maret 2024 21:20 WIB