Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat menggelar operasi pasar beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di 30 kecamatan untuk menstabilkan harga beras dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan.
“Ini merupakan upaya kami mengendalikan inflasi dan kami melihat kondisi di lapangan, kami melihat kebutuhan masyarakat. Kami membantu agar masyarakat terlayani, salah satunya soal kebutuhan beras,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin, di Bandung, Senin.
Baca juga: Pemkot Bandung distribusikan bantuan pangan Januari kepada 109.333 KPM
Ronny menyebut kegiatan operasi pasar beras medium SPHP akan digelar bergiliran di setiap tiga kecamatan mulai 19 Februari hingga 1 Maret 2024, dan setiap titiknya tersedia 10 ton beras.
Harga yang dijual pada operasi beras medium sebesar Rp10.600 per kilogram atau Rp53.000 per sak. Syaratnya, satu warga maksimal bisa membeli dua sak beras dengan mencantumkan KTP warga kecamatan setempat.
"Satu sak beratnya 5 kilogram, kecuali untuk beberapa kecamatan akan diberikan alokasi 20 ton," kata dia.
Dengan adanya operasi pasar dapat membantu meringankan beban masyarakat Kota Bandung dalam mendapat bahan pangan dengan harga terjangkau.
Menurut Ronny, faktor kenaikan harga beras ini disebabkan produksi beras belum mencukupi. Berdasarkan data Kerangka Sample Area (KSA) per Desember 2023, produksi padi Januari-Maret 2024 lebih rendah sekitar 2,82 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Sebelumnya ada El Nino dan masa panen juga menurut informasi sekitar Maret-April mendatang," katanya.