Jakarta (ANTARA) - Hasil exit poll lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tak mampu lebih banyak menarik suara dari pemilih berbasis Partai Keadilan Bangsa (PKB) yang mana partai tersebut mengusung pasangan nomor urut 1 itu.
Survei menunjukkan bahwa mayoritas pemilih berbasis PKB lebih condong ke pasangan calon 2 Prabowo-Gibran dengan persentase suara sebesar 47 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin meraih 37 persen suara dan pasangan calon 3 Ganjar-Mahfud hanya meraih 13 persen suara.
"Pada basis PKB, ternyata juga pasangan Anies-Muhaimin tidak mampu menarik lebih banyak, dan bahkan lebih banyak yang terbelah atau mengalir deras kepada pasangan Prabowo-Gibran," ucap Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Muhammad Adam Kamil dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut juga terjadi pada pemilih berbasis Partai NasDem yang mana partai tersebut mengusung Anies-Muhaimin. Hasil exit poll menunjukkan bahwa pemilih terbelah antara pasangan calon 1 dengan meraih suara sebesar 48 persen dan kepada pasangan calon 2 yang sebesar 39 persen.
"(Pemilih berbasis) NasDem itu juga terbelah antara 1 dan 2, tapi 01 cenderung lebih dominan di basis yang memang pengusung," tutur dia.
Pemilih berbasis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru menjadikan Anies-Muhaimin sebagai pilihan utama dengan meraih suara sebesar 71 persen.
"PKS ini nampaknya menjadi faktor utama di kalangan basis 1. Sebesar 71 persen basis PKS itu mendukung pasangan Anies-Muhaimin," ujarnya.