Garut (ANTARA) - Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin memastikan semua siswa yang menjadi korban keracunan makanan di sekolahnya mendapatkan penanganan medis secara intensif agar tidak ada korban jiwa.
"Bu Kadinkes langsung turun dengan jajarannya, jangan sampai ada korban," kata Barnas kepada wartawan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Dinkes Garut skrining masyarakat untuk pastikan tidak ada korban keracunan
Ia menuturkan sudah mendapat laporan adanya siswa di satu sekolah yang menjadi korban keracunan diduga dari dua jenis makanan yang biasa disajikan di sekolahnya.
Barnas meminta Dinas Kesehatan Garut untuk bisa menelusuri apa yang menjadi penyebab terjadinya keracunan sampai siswa harus mendapatkan penanganan medis.
"Dia makan dua jenis makanan di dua tempat berbeda itu dari mana, dan kenapa sampai terjadi keracunan," katanya.
Ia menyampaikan agar tidak ada lagi kejadian serupa dan dapat diketahui apa penyebabnya maka tim dari Dinkes Garut harus bisa mengungkapnya untuk menjadi pelajaran ke depannya.
"Langkah saya sudah sampaikan yang keracunan itu harus dideteksi, kenapa dia itu keracunan, apakah dari makanan atau apa," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surachman menyatakan, jajarannya sudah langsung melakukan investigasi dan memeriksa kesehatan siswa SDIT Persis 2 Tarogong, Garut yang diduga keracunan makanan.
Tercatat siswa yang menjadi korban dugaan keracunan itu, kata dia, sebanyak 37 anak, mereka mengeluhkan sakit yang sama secara serentak setelah menyantap makanan yang disediakan di sekolahnya, Senin (12/2/2024).
"Ada beberapa anak yang mengalami sakit perut, muntah, pusing, yang disinyalir setelah mengkonsumsi makanan tertentu," katanya.