Garut (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menurunkan tim kesehatan hewan untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan memeriksa kondisi kesehatan dan melakukan pengobatan terhadap hewan ternak apabila terindikasi penyakit tersebut.
"Tim melakukan sosialisasi penanganan di lapangan, pengadaan vaksin mandiri peternak, dan kami terus pendampingan di lapangan melakukan biosekuriti," kata Kepala Diskannak Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika di Garut, Jumat.
Baca juga: Garut perketat pemeriksaan ternak untuk antisipasi PMK
Ia menuturkan wabah PMK selama ini masih mengancam ternak, seperti sapi perah, sapi potong, dan kerbau, di Kabupaten Garut, sehingga pihaknya terus melakukan upaya untuk pencegahan dan pengobatan.
Tercatat sampai saat ini, kata dia, sebanyak 161 ternak terdiri dari sapi dan kerbau terjangkit wabah PMK dan sebanyak dua ternak mati dengan kondisi positif PMK.
"Ternak terinfeksi antara lain sapi perah, sapi potong, kerbau, berjumlah 161 ekor, ternak mati dua ekor," kata Beni.
Ia menyampaikan tim kesehatan hewan selama ini terus bergerak di lapangan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi peternak terkait ciri-ciri ternak yang terjangkit PMK dan bagaimana cara penanganannya.
Tim di lapangan juga, kata dia, melakukan pengecekan ke setiap kandang peternakan untuk memastikan kondisi kesehatan ternak, jika ada ciri-ciri atau terindikasi terjangkit PMK maka akan dilakukan pengobatan.
"Upaya pengendaliannya melakukan identifikasi kasus, surveilans dan respon cepat pelaporan dari lapangan, serta upaya pengobatan pada ternak yang bergejala," katanya.
Ia menjelaskan PMK merupakan salah satu penyakit menular pada hewan yang disebabkan virus yang menyerang ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau, penyakit tersebut menular antar-satwa tersebut.
Dampak yang ditimbulkan akibat PMK itu, kata dia, kerugian ekonomi karena menyebabkan penurunan produksi daging dan susu, serta menghambat perdagangan hewan ternak dan produk hewani.