Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat menunggu hasil kajian mendalam terkait penyebab pasti bencana longsor di Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada hari Minggu (7/1).
Sebab, kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, butuh kajian mendalam untuk membuktikan berbagai teori yang berseliweran terkait longsor di sana, termasuk dugaan aktivitas pengeboran oleh perusahaan air minum adalah penyebab bencana itu.
Baca juga: Badan Geologi: Hujan lebat penyebab longsor di Subang
"Untuk membuktikan itu, perlu kajian yang mendalam. Harus betul-betul ke lapangan untuk melakukan survei dan lain sebagainya terhadap titik-titik pengeboran airnya," kata Rahmat dalam keterangannya di Bandung, Jumat.
Rahmat mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan faktor tersebut ada, namun juga ada faktor hujan dengan intensitas tinggi di wilayah tersebut.
"Karena realitanya, (saat) kejadian longsor itu hujan intensitasnya sangat tinggi (200 mm)," ucap Rahmat.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut bahwa hujan lebat menjadi penyebab tanah longsor di Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kabupaten Subang.
"Jadi itu karena hujan lebat yang airnya terus masuk ke dalam cekungan hingga akhirnya menyebabkan debris atau limpasan air dan longsor di lokasi itu," kata Kepala Sub Koordinator Gerakan Tanah Wilayah Barat PVMBG Badan Geologi ESDM Sumaryono saat dikonfirmasi di Bandung, Rabu (10/1).
Lebih lanjut, Sumaryono mengatakan bahwa longsor tersebut bukan karena banjir bandang dari Sungai Cipunagara karena jaraknya cukup jauh.