Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 82,5 persen masyarakat Indonesia meyakini penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan berlangsung jujur dan adil berdasarkan hasil survei Centre of Strategic and International Studies (CSIS).
"Jadi, ini peta yang kami dapatkan setelah debat pertama berlangsung. Ketiga calon masih ada waktu untuk menentukan kerja politik," kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes dalam Siniar hasil survei Pemilu 2024 secara daring di Jakarta, Rabu.
Survei yang berlangsung pada tanggal 13—18 Desember 2024 terhadap 1.300 responden berusia 17 tahun atau yang sudah menikah itu menunjukkan data bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap jalannya penyelenggaraan pemilu sangat tinggi.
Persentase kepercayaan masyarakat itu meliputi kepemilikan hak yang sama dalam mencoblos sebesar 91,8 persen, keberlangsungan pemungutan suara di TPS yang jujur dan adil 82,5 persen, hak yang sama bagi semua parpol dalam setiap tahapan pemilu 83,8 persen, serta pelaksanaan pemilu yang aman dari kekerasan dan intimidasi sebesar 77,2 persen.
Sementara itu, jumlah responden yang mengaku tidak yakin pemilu berjalan tanpa kekerasan dan intimidasi hanya 21,9 persen, sekitar 1,7 persen di antaranya berdasar pada pengalaman pribadi yang mengaku pernah mengalami intimidasi menjelang pelaksanaan pemilu.
Selain respons positif terhadap jalannya pemilu, antusiasme masyarakat ikut serta dalam penghitungan suara di TPS juga menunjukkan angka yang menggembirakan.
Berdasarkan hasil survei yang sama, sebanyak 51,3 persen responden menyatakan kesediaannya untuk ikut serta menyaksikan secara langsung pemungutan suara di TPS.
Anies Klaim Kekhawatiran Masyarakat
Berbeda dengan hasil survei CSIS, calon Presiden RI Anies Baswedan mengklaim sering mendengar kekhawatiran dari masyarakat tentang penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
82,5 persen masyarakat meyakini Pemilu 2024 akan berlangsung jujur dan adil
Rabu, 27 Desember 2023 21:15 WIB