Ria yang sudah 10 tahun menjadi pengajar di rumah belajar itu sudah mahir mengetahui bagaimana kondisi psikis anak, ketika mereka bercerita dalam kegiatan yang disebut dengan jurnal tersebut.
Baginya, sangat terlihat jelas dari raut muka anak yang memiliki masalah, baik di rumah maupun dengan teman sebayanya. Mereka juga lebih murung atau tidak bersemangat ketika bercerita, dibanding hari-hari biasanya.
Pengalaman satu dekade menjadi guru TK membuat Ria sangat peka untuk bisa membedakan kondisi anak yang mendapat kasih sayang penuh dari orang tua, dan anak yang mendapat kekerasan dari lingkungan sekitar.
Anak adalah pengamat ulung. Meski Ria belum mendapatkan keturunan, profesi guru yang ia emban memberinya banyak pelajaran dari anak-anak.
Suatu kali, Ria menceritakan bahwa ada salah satu anak yang datang ke sekolah dengan luka cakaran di pipinya. Jangankan belajar, untuk bersosialisasi dengan teman sebangku mungkin sulit bagi anak tersebut. Kekerasan yang didapat anak itu di rumah tidak dipungkiri berdampak pada keadaannya di sekolah.
Anak menjadi lebih sering tantrum, mudah memukul, meludah ke teman saat bermain, bahkan berteriak sejadi-jadinya jika ditegur oleh guru.
Jika anak lebih murung dari hari biasanya, Ria tidak ingin cepat-cepat bertanya. Malah, ia menyibukkan anak tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan bermain "ice breaking" bersama seisi kelas, agar suasana lebih cair.
Setelah suasana hatinya membaik, anak akan lebih terbuka untuk bercerita tentang masalah pribadinya.
Spektrum - Belajar menikmati sebuah proses dari guru TK
Oleh Mentari Dwi Gayati Minggu, 26 November 2023 9:00 WIB