Jakarta (ANTARA) - Beberapa peristiwa humaniora terjadi di Indonesia, Selasa (25/11), mulai dari restorative justice bagi guru yang bermasalah dengan murid sebagai kado Hari Guru Nasional (HGN) 2025 hingga Kemenkes mengimbau menjaga kesehatan lingkungan untuk menghindari infeksi flu babi.
Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca.
Kado HGN 2025, Mendikdasmen-Kapolri setujui restorative justice guru
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) sebagai kado Hari Guru Nasional (HGN) 2025 guna meningkatkan perlindungan terhadap guru.
Dalam pidato upacara bendera Peringatan Hari Guru Nasional 2025, Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan isi nota kesepahaman itu antara lain penyelesaian damai atau restorative justice bagi guru yang bermasalah dengan murid, orang tua, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam hal-hal yang berkaitan dengan tugas mendidik.
Selengkapnya baca di sini.
Kemenkes usut kasus kematian ibu hamil di Papua, diduga ditolak RS
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan pihaknya mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Irene Sokoy dan bayi yang dikandungnya karena diduga ditolak penanganannya oleh sejumlah rumah sakit, dan akan mengirimkan tim ke Papua untuk investigasi kasus tersebut.
Juru Bicara Kemenkes Widyawati mengatakan tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Kesehatan Lanjutan Kemenkes akan investigasi kasus ini bersama Dinas Kesehatan setempat. Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, akan dikenakan sanksi yang tegas bagi rumah sakit yang diduga menolak pasien.
Selengkapnya baca di sini.
Kekurangan peneliti, BRIN buka peluang formasi periset pada CPNS 2026
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menyatakan pihaknya akan membuka peluang untuk formasi periset pada ujian seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2026 untuk menyiasati kurangnya jumlah periset di Indonesia.
"Ya, kita akan berjuang ke Kementerian PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) agar bisa menambah jumlah periset, khususnya untuk bidang-bidang yang kita perlukan," kata Arif Satria di sela-sela kegiatan Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Selasa (25/11).
Selengkapnya baca di sini.
