Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, telah berhasil dilokalisir oleh tim pemadam agar tidak meluas ke areal lain.
"Kami mengirimkan beberapa perlengkapan dan peralatan untuk membantu pemadaman,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Nifinluri dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Area terbakar masuk pada Blok Tegal Alun kawasan Gunung Papandayan wilayah Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut masuk kawasan BBKSDA Jawa Barat.
Kawasan yang terbakar tersebut sering digunakan untuk wisata pendakian dipenuhi rumput, ilalang, dan tanaman jenis paku kering yang membuatnya sangat mudah tersulut api.
Angin yang cukup kencang membuat kobaran api meluas dan menyebabkan kebakaran semakin tak terkendali. Selain itu, sumber air juga cukup jauh membuat kebakaran tidak bisa langsung dipadamkan dengan cepat.
Thomas mengingatkan bahwa kejadian kebakaran hutan dan lahan juga berpotensi terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia. Para pendaki harus berhati-hati dengan api dan selalu memperhatikan peringatan maupun informasi cuaca yang diberikan oleh instansi setempat.
"Sebanyak 99 persen kejadian kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh faktor manusia. Ada yang disengaja dan tidak sengaja seperti membuang puntung rokok, membuat api unggun yang tidak dijaga, dan faktor-faktor lain," ujarnya.
"Kondisi kering dan angin saat musim kemarau jika dipicu dengan api yang tidak terjaga akan sangat berpotensi menjadi karhutla," imbuh Thomas.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat luas lahan yang terbakar mencapai 100 hektare.
Kepala BBKSDA Jawa Barat Irawan Asaad mengatakan tiga hal yang menjadi kendala pemadaman, yaitu vegetasi kering, angin, serta lokasi yang sulit dijangkau.