Ibu-ibu di perkampungan kaki Gunung Cikuray yang berkegiatan itu tidak sendirian. Mereka mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian yang ditugaskan oleh Dispertan Kabupaten Garut untuk memantau dan memberikan pengarahan agar terus produktif dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Petugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cilawu, Ria Andriani, mengemukakan aktivitas masyarakat di Desa Mekarmukti sudah memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya dengan ditanami tanaman untuk kebutuhan pangan keluarganya sejak 2021.
Kreativitas kaum ibu-ibu semakin berkembang dan bersemangat dengan adanya dukungan program yang serupa dengan kegiatan masyarakat yaitu Harum Madu, dengan konsep menanam tanaman pangan untuk kebutuhan keluarga dan memberikan dampak keuntungan secara ekonomi.
Ada 70 rumah warga di Kampung Caringin, dan semua keluarga yang tinggal di rumah tersebut memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya dengan memanfaatkan tempat untuk tanaman dari plastik bekas dan juga kantong plastik khusus sebagai media tanam.
Warga itu banyak menanam cabai rawit dan bawang merah, komoditas itu yang sering dicari dan dibutuhkan masyarakat untuk memasak. Sehingga warga yang mau cabai atau bawang (merah) tidak perlu membeli, semua sudah ada di halaman rumah.
Ria yang hampir setiap hari berinteraksi dengan kaum ibu-ibu di kampung itu mengaku adanya program Harum Madu itu telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Program tersebut cukup membantu ketersediaan pangan secara mandiri.
Sesuai dengan instruksi dari Dispertan bahwa kegiatan memanfaatkan pekarangan rumah tersebut tidak akan berhenti ketika tidak ada lagi dukungan bantuan bibit maupun pupuk dari pemerintah desa.
Kepala Desa Mekarmukti, Juhana ,menyatakan pemerintah desa siap memberikan dukungan untuk menjalankan program Harum Madu tersebut dengan mengucurkan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan bibit maupun media tanam, termasuk membuat tempat penyemaian dan rumah bibit.